Alat Baru Temuan ITS Surabaya, Bisa Deteksi Virus Corona Melalui Bau Ketiak

Selain UGM dan ITS yang mengembangkan GeNose dan i-nose c-19, sejumlah lembaga dan perguruan tinggi kini juga terus melakukan pengembangan teknologi.

ANTARA FOTO/HO/SETPRES/MUCHLIS J
Presiden Joko Widodo disuntik dosis kedua vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/1/2021). 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Teknologi untuk mendeteksi apakah seseorang terpapar Covid-19 (virus Corona) kini kian beragam.

Mulai dari PCR swab, menggunakan perangkat tes rapid antigen yang diciptakan oleh Universitas Padjajaran, hingga lewat sampel embusan napas yang kemudian dideteksi dengan alat bernama GeNose temuan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Selain itu, kini ada pula alat bernama i-nose c-19.

Dengan alat ini deteksi terhadap Covid-19 bisa dilakukan dengan memakai sampel bau ketiak.

Baca juga: Diberi Sertifikat Kesehatan Digital dan Bebas Bepergian Tanpa Tes PCR

Baca juga: Dianggap Lebih Efektif dalam Deteksi Virus Corona, Cina Berlakukan Tes Usap Dubur

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dimulai 14 Februari 2021 di Lhokseumawe, Ini Kriteria Warga yang tidak Divaksin

Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, i-nose c-19 ini merupakan inovasi dari para ilmuwan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Alat ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence.

"I-nose dari ITS alat pendeteksi melalui sampel bau ketiak yang diproses dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence," kata Bambang pada Rapat Koordinasi Riset dan Inovasi Nasional Tahun 2021 di Graha Widya Bhakti Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (28/1/2021).

Selain UGM dan ITS yang mengembangkan GeNose dan i-nose c-19, sejumlah lembaga dan perguruan tinggi kini juga terus melakukan pengembangan teknologi yang terkait dengan penanganan Covid-19.

Penemuan-penemuan ini dikembangkan dalam konsorsium Covid-19 yang berguna untuk mendorong hasil inovasi anak bangsa.

"Berbagai produk hasil riset dan inovasi konsorsium Covid-19 terus dikembangkan dengan mempertimbangkan 4T. Testing, tracing, tracking, dan treatment. Dilakukan dengan sistemik," ucap Bambang.

Terkait i-nose c-19, temuan ini diklaim menjadi alat pertama di dunia yang mampu mendeteksi Covid-19 melalui bau keringat ketiak.

Alat ini merupakan hasil pengembangan yang dilakukan oleh Guru Besar Departemen Teknik Informatika ITS, Riyanarto Sarno. Memanfaatkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, sampel dari bau keringat ketiak seseorang dapat diproses dan diketahui hasilnya lewat i-nose c-19.

Baca juga: BPKS Pastikan KMP Papuyu Akan Sandar Kembali di Pelabuhan Pulo Breuh

Baca juga: Pelaku Curanmor Jual Sepmor Curian Rp 2 Juta-Rp 3 Jutaan/Unit, Sasarannya Warga Pedalaman

Baca juga: Bireuen Masih Zona Merah Covid-19, Vaksinasi Tahap I akan Dimulai 15 Februari 2021 Hingga 10 Hari

"Keringat ketiak adalah non-infectious, yang berarti limbah maupun udara buangan i-nose c-19 tidak mengandung virus Covid-19," ucap Ryanarto seperti dilansir dari website resmi Insitut Teknologi Sepuluh Nopember.

Alat i-nose c-19 ini juga diklaim memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknologi screening Covid-19 lainnya. Sampling dan proses berada dalam satu alat sehingga seseorang dapat langsung melihat hasil screening pada i-nose c-19. Hal ini tentunya menjamin proses yang lebih cepat. "i-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehingga pengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat Covid-19 ini," jelas Riyan

Riyan memaparkan bahwa data dalam i-nose c-19 terjamin andal karena penyimpanannya pada alat maupun cloud. Penggunaan cloud computing mendukung i-nose c-19 dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit maupun laboratorium.

Baca juga: Apoteker Wisconsin Perusak 500 Dosis Vaksin Covid-19 Moderna Teryata Sudah Bercerai 

"Dengan berbagai kelebihan yang ada, i-nose c-19, karya anak bangsa, hadir untuk menjawab tantangan pandemi Covid-19 yang belum terkendali," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved