Berita Aceh Besar
Kedalaman Longsor di Lamkleng Aceh Besar Capai 5 Meter, Dampak Tanah Bergerak, 18 KK Harus Mengungsi
Bahkan, 18 kepala keluarga (KK) di pinggiran sungai yang terkena dampak tanah bergerak ini sejak 10 Januari 2021 lalu, kini harus mengungsi.
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Mursal Ismail
Bahkan, 18 kepala keluarga (KK) di pinggiran sungai yang terkena dampak tanah bergerak ini sejak 10 Januari 2021 lalu, kini harus mengungsi.
Laporan Asnawi Luwi |Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Kedalaman langsor di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, sudah mencapai lima meter.
Bahkan, 18 kepala keluarga (KK) di pinggiran sungai yang terkena dampak tanah bergerak ini sejak 10 Januari 2021 lalu, kini harus mengungsi.
Jumlah total warga dari 18 KK ini adalah 71 jiwa.
Keuchik Lamkleng, Muhammad Fajri, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Kamis (28/1/2021).
"Saat ini warga saya kumpulkan untuk musyawarah membahas rencana relokasi ke lokasi yang aman dari musibah pergeseran tanah," kata Muhammad Fajri.
Fajri mengatakan rencananya warga itu akan direlokasi ke daerah persawahan Gampong Lamkleng karena kawasan itu dinilai lebih aman dari fenomena tanah bergerak ini.

Baca juga: Rela Menempuh Jarak Jauh, Anggota Babinsa Mengajar di Sekolah Pedalaman
Baca juga: Teddy soal Harta Warisan Lina, Bila Meninggal Ingin Serahkan Hak Asuh Bintang ke Pihak Sule
Baca juga: Tanaman Jagung di Singkil Diserang Hama Babi dan Monyet, Siang & Malam Bergantian, Petani Kewalahan
Longsor besar semakin berpotensi
Seperti diberitakan Serambinews.com beberapa hari sebelumnya, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Ir Mahdinur MM, memprediksi longsor besar semakin berpotensi terjadi di Gampong Lamkleng.
Alasannya, longsor-longsor kecil di kawasan itu terus terjadi setiap hari yang kedalamannya sudah lebih dari 3 meter sebagai dampak tanah bergerak sebelumnya.
Sejauh ini belum terlihat tanda-tanda akan berhenti.
Selain itu, hujan dengan intensitas tinggi masih sering mengguyur Gampong Lamkleng dan sekitarnya.
Semakin tinggi curah hujan, maka tanah di kawasan itu semakin labil dan jenuh terhadap air.