Update Corona di Aceh Barat Daya
Vaksinasi Covid-19 di Abdya akan Dilaksanakan Pertengahan Februari, Kasus Baru tak Bertambah
Vaksinasi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) terhadap sasaran penerima di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), paling cepat dilaksanakan...
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Jalimin
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Vaksinasi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) terhadap sasaran penerima di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), paling cepat dilaksanakan pada pertengahan Februari 2021.
Soalnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh baru mendistribusikan vaksin Sinovac ke Kabupaten Abdya pada pertengahan Februari mendatang, direncanakan sebanyak 2.920 dosis untuk tahap pertama.
Sementara di Kabupaten Abdya sendiri tidak ditemukan lagi kasus baru warga terkonfirmasi Positif Covid-19 selama hampir dia bulan terakhir, yaitu sejak 10 Desember lalu, hingga Jumat (29/1/2021) sore.
Penyebaran Virus Corona di wilayah sembilan kecamatan itu untuk sementara bisa ditekan. Hal ini, menempatkan Kabupaten Abdya masuk zona kuning (zona risiko rendah) Covid-19 sejak awal minggu ketiga Februari ini.
Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes dihubungi Serambinews.com, Jumat (29/1/2021) membenarkan tidak ada lagi penambahan kasus baru warga terkonfirmasi Positif Covid-19 kurun waktu hampir dua bulan terakhir atau sejak 10 Desember 2020 lalu.
Baca juga: Ahsan/Hendra Melaju ke Babak Semifinal BWF World Tour Finals 2020 Setelah Singkiran Wakil Malaysia
Baca juga: Kang Pipit Preman Pensiun Meninggal Dunia karena Penyakit Jantung, Sempat Alami Koma
“Terakhir, kita mengirim sampel swab untuk diperiksa di laboratorium di Banda Aceh tanggal 17 Januari lalu, tapi hasilnya negatif,” kata Safliati.
Setelah itu memang tidak ada pengambilan swab karena tidak ditemukan lagi kasus baru probable (PDP) dan data Suspek (ODP) Covid-19, baik di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) dan puskesmas-puskesmas.
Kepala Dinkes Abdya mengatakan, penyebaran Covid-19 yang berhasil ditekan untuk sementara di Abdya, diharapkan tidak membuat warga menjadi lengah dalam penerapan protkes.
Safliati juga membenarkan tidak ada lagi kasus baru probable, sebelumnya disebut PDP (Pasien Dalam Perawatan), termasuk ada warga Kabupaten Abdya yang masuk data Suspek, sebelumnya dinamakan ODP (Orang Dalam Pengawasan) selama dua bulan terakhir.
Berdasarkan update data terakhir yang dirilis Dinkes Abdya, Jumat (29/1/2021) sore pukul 17.00 WIB, diketahui bahwa warga setempat yang terkonfirmasi Positif Covid-19, berjumlah 94 orang, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu.
Sejak 10 Desember lalu hingga Jumat sore sore, tidak ditemukan lagi kasus baru atau tidak ada lagi penambahan kasus pasien Positif Corona yang dirawat di rumah sakit/isolasi di rumah.
Baca juga: Gigi Kuning Karena Noda Kopi Ganggu Penampilan? Ini Cara Cegah Noda di Gigi
Safliati juga membenarkan bahwa tidak ada kasus baru probable (PDP) dan data suspek (ODP) di wilayah sembilan kecamatan di Kabupaten Abdya.
Warga setempat yang terkonfirmasi Positif Covid-19, hasil pendataan sejak Maret hingga awal Desember 2020 mencapai 94 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 86 pasien berhasil sembuh setelah menjalani rawatan di rumah sakit dan isolasi di rumah. Sedangkan 8 pasien lainnya meninggal dunia.
Sebanyak 86 pasien positif dinyatakan sembuh setelah mereka menjalani rawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Abdya, beberapa orang diantaranya menjalani isolasi di rumah setelah dirawat di rumah sakit.
Sementara 8 pasien Positif Corona akhirnya meninggal dunia, masing-masing 3 warga Kecamatan Babahrot, 2 warga Kecamatan Blangpidie, 1 warga Kecamatan Jeumpa, 1 warga Kecamatan Lembah Sabil, dan 1 warga Kecamatan Kuala Batee.
Sementara probable atau pasien bergejala Covid-19 di Kabupaten Abdya, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu, berjumlah 47 orang.
Baca juga: PNA Lhokseumawe Harus Berkoalisi untuk Usung Balon Wali Kota dan Wakilnya, Siapa akan Mereka Usung?
Sebanyak 43 orang diantaranya dinyatakan sembuh karena tidak ditemukan lagi gejala Covid-19 setelah dirawat.
Sedangkan empat pasien probable lainnya meninggal dunia, yaitu satu warga Kecamatan Kuala Batee, satu warga Kecamatan Blangpidie, dan satu warga asal Jakarta Selatan, dan satu warga Kecamatan Susoh.
Data terakhir Suspek di Kabupaten Abdya, sejumlah 202 orang, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu. Tapi, seluruhnya selesai menjalani isolasi di rumah sejak dua bulan lalu.
Vaksinasi
Sebelumnya, Kepala Dinkes Abdya, Safliati menjelaskan, telah menetapkan 15 titik lokasi pelaksanaan suntik vaksin Sinovac yang akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19.
Ke-15 titik lokasi suntik vaksin Sinovac, terdiri dari 13 lokasi puskesmas tersebar dalam sembilan kecamatan, Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) dan Klinik Kesehatan Polres setempat.
Adapun kapan dimulai pelaksanaan suntik vaksin produksi Sinovac Life Sciences Co Ltd Cina dan PT Bio Farma (Persero) itu, belum diketahui secara pasti hingga sekarang ini.
“Informasi awal, vaksin akan didistribusikan ke Abdya pada pertengahan Februari. Apakah mulai saat itu segera dilakukan vaksinasi terhadap sasaran, sejauh ini belum ada petunjuk untuk itu,” kata Safliati.
“Tempat dosis vaksin tersebut sudah kita siapkan di Dinkes, sebelum didistribusikan ke puskesmas kecamatan-kecamatan,” katanya.
Dinkes Abdya telah mempersiapkan during atau tenaga medis yang akan melaksanakan tugas vaksinasi serta persiapan sasaran atau penerima vaksin Covid-19.
Tenaga kesehatan (nakes) untuk melaksanakan tugas vaksinasi di 13 puskesmas di Kabupaten Abdya, menurut Safliati sudah tersedia satu orang di setiap puskesmas.
Mereka memang telah mengikuti pelatihan imunisasi, disamping tenaga vaksinasi yang ada di Dinkes Abdya, nakes di RSUTP dan Klinik Kesehatan Polres Abdya.
Baca juga: Ditlantas Polda Aceh Sosialisasi Tata Tertib Lalu Lintas pada Dua SMA di Banda Aceh
Safliati juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya menjelaskan, berdasarkan data awal yang diperoleh dari Dinkes Provinsi Aceh bahwa Kabupaten Abdya mendapat alokasi 2.920 dosis vaksin Sinovac untuk tahap pertama.
Masih berdasarkan data yang diberikan Dinkes Aceh itu bahwa sasaran prioritas penerima vaksin tersebut adalah tenaga kesehatan (nakes) sejumlah 1.437 orang.
Kemudian, tenaga pelayanan publik, yaitu Pimpinan Aparatrur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri, masyarakat yang rentan serta pelaku ekonomi essensial dan kelompok masyarakat lainnya.
Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran vaksinasi berumur 18 sampai 59 tahun, namun terlebih dahulu dilakukan screening. Sebab, ada 16 kriteria yang tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Siapa saja mereka? Pertama, mereka yang pernah terkonfirmasi menderita Covid-19.
Selanjutnya, mereka yang hamil atau menyusui,
Gejala Ispa seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir,
Kontak erat/Suspek/konfirmasi/sedang dalam perawatan karena penyakit Covid-19,
Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya,
Mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah,
Menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung coroner),
Menderita penyakit autoimun sistemik (sle/lupus, sjogren, vaskulis dan autoimun lainnya),
Menderita penyakit ginjal (penyakit ginjal kronis/sedang menjalani hemodialysis/dialysis peretonial/tranplantasi ginjal/sidroma nefrotik dengan kortikosteroid),
Menderita penyakit reumatik autoimun/rhematoid arthritis,
Menderita penyakit saluran pencernaan kronis,
Menderita penyakit hepertiroid/hipotiroid karena autoimun,
Menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais/defisiensi imun dan penerima produk darah/tranfusi, Menderita penyakit diabetes melitus,
Menderita HIV, dan Memiliki penyakit paru (Asma, PPOK, TBC).(*)
Baca juga: YARA Aceh Selatan Dukung Penertiban Mobil dan Rumah Dinas, Minta Alat Berat juga Harus Ditertibkan
Baca juga: Kang Pipit Preman Pensiun Meninggal Dunia karena Penyakit Jantung, Sempat Alami Koma
Baca juga: Panglima Laot Sorot Kebersihan Pantai di Kawasan Meulaboh, Jorok dan tak Terurus