Internasional

Perusahaan Jerman Akan Membersihkan Material Berbahaya dari Pelabuhan Beirut

Sebuah perusahaan Jerman siap memindahkan bahan berbahaya yang disimpan dalam lusinan kontainer di pelabuhan Beirut.

Editor: M Nur Pakar
AP PHOTO/Hussein Malla
Api mengepul dari pelabuhan di Beirut, Lebanon, pada 10 September 2020. Kepanikan terjadi akibat insiden kebakaran itu, yang mengingatkan publik akan dua ledakan yang mengguncang pada Agustus lalu, dan menewaskan ratusan orang. (AP PHOTO/Hussein Malla) 

SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Sebuah perusahaan Jerman siap memindahkan bahan berbahaya yang disimpan dalam lusinan kontainer di Pelabuhan Beirut Lebanon.

Duta besar Jerman untuk Lebanon mengatakan upaya itu untuk mengamankan fasilitas tersebut setelah ledakan 4 Agustus 2020 yang menghancurkan pelabuhan dan sebagian besar kota.

Duta Besar, Andreas Kindl menyatakan perawatan di pelabuhan Beirut untuk 52 kontainer bahan kimia berbahaya sampai selesai

Dilansir AP, Minggu (7/2/2021) bahan berbahaya tersebut siap dikirim ke Jerman.

Keputusan untuk menghapus material tersebut menyusul ledakan 4 Agustus 2020 yang dipicu oleh hampir 3.000 ton amonium nitrat.

Di Tengah Penderitaan Rakyat, Lebanon Menaikkan Harga Roti

Komponen pupuk yang sangat mudah meledak, yang telah mendekam di pelabuhan selama bertahun-tahun.

Ledakan itu menewaskan 211 orang, melukai lebih dari 6.000, dan menghancurkan sebagian ibu kota.

Pada November 2020, Lebanon menandatangani kesepakatan dengan Combi Lift Jerman untuk merawat dan mengirim ke luar negeri kontainer yang terdiri dari bahan kimia yang mudah terbakar.

Kesepakatan itu bernilai 3,6 juta dolar AS yang dibayarkan oleh otoritas pelabuhan di Lebanon dan 2 juta dolar AS ditanggung pemerintah Jerman.

Lebanon Relatif Tenang, Seusai Kerusuhan Yang Menewaskan Satu Pria

Kindl mengatakan materi yang dirawat telah menjadi ancaman bagi orang-orang di Beirut.

Sejak ledakan Agustus 2020 dan kebakaran besar di pelabuhan beberapa minggu kemudian, pihak berwenang mengkhawatirkan materi berbahaya yang masih ada di fasilitas tersebut.

Sebulan setelah ledakan, tentara Lebanon mengatakan para ahli militer dipanggil untuk pemeriksaan dan menemukan 4,35 ton amonium nitrat.(*)

Lebanon Perpanjang Lokcdown Hingga Februari, Jumlah Kasus Kematian Virus Corona Meningkat

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved