Internasional
Mantan Panglima Militer Lebanon Dipanggil, Kasus Ledakan Besar Pelabuhan Beirut
Mantan Panglima Militer Lebanon dipanggil oleh Jaksa Penuntut Umum untuk dimintai keterangan atas ledakan pelabuhan Beirut.
SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Mantan Panglima Militer Lebanon dipanggil oleh Jaksa Penuntut Umum untuk dimintai keterangan atas ledakan pelabuhan Beirut.
Jaksa telah memanggil beberapa orang, termasuk seorang mantan komandan militer, untuk diinterogasi dalam kasus tersebut, kata pejabat pengadilan pada Senin (8/2/2021).
Pemeriksaan tersebut menandai dimulainya kembali penyelidikan oleh Hakim Fadi Sawwan atas ledakan tersebut setelah jeda hampir dua bulan.
Menyusul gugatan hukum terhadap kewenangannya.
Dilansir AP, panggilan itu datang ketika Lebanon mulai melonggarkan penguncian nasional yang ketat selama 25 hari, termasuk jam malam untuk mencoba membatasi penyebaran virus Corona.
• Perusahaan Jerman Akan Membersihkan Material Berbahaya dari Pelabuhan Beirut
Kantor Berita Nasional yang dikelola negara melaporkan Sawwan telah menetapkan janji untuk mendengarkan saksi dan lainnya yang didakwa dalam ledakan 4 Agustus 2020.
Ledakan akibat 3.000 ton amonium nitrat, bahan yang sangat mudah meledak yang sebagian besar digunakan sebagai pupuk.
Ledakan itu, salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah, menewaskan 211 orang, melukai lebih dari 6.000 orang, dan merusak seluruh lingkungan di ibu kota Beirut.
Di antara mereka yang dipanggil untuk diinterogasi oleh Sawwan adalah mantan komandan angkatan darat, Jenderal Jean Kahwaji.
Para pejabat, yang tidak mau disebutkan namanya sesuai aturan, mengatakan Kahwaji akan diperiksa sebagai saksi.
Nama-nama lainnya yang akan ditanyai belum dirilis.
Komando tentara, ketika Kahwaji berkuasa, adalah salah satu entitas yang bertukar surat dengan Departemen Bea Cukai.
Tentang apa yang harus dilakukan dengan amonium nitrat yang disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun sampai meledak.
• Hizbullah Menggugat Saudara PM Lebanon, Menuduh Melakukan Ledakan Besar Pelabuhan Beirut
Pada April 2016, tentara mengatakan dalam sebuah surat bahwa tidak membutuhkan bahan tersebut.
Mereka menambahkan jika perusahaan bahan peledak swasta di Lebanon juga tidak membutuhkannya.