Berita Aceh Tamiang

Maporina dan BPTP Tertarik Jadikan Aceh Tamiang Pusat Pertanian Organik

Maporina Aceh dan BPTP Aceh mendukung rencana Aceh Tamiang untuk mengembangkan pertanian organik terbesar di Aceh.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Taufik Hidayat
Dok Humas Pemkab Aceh Tamiang
Bupati Aceh Tamiang Mursil saat membahas pertanian organik di BPTP Aceh, pekan lalu. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina) Aceh dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh mendukung rencana Aceh Tamiang mengembangkan pertanian organik terbesar di Aceh.

Dukungan ini disampaikan Maporina Aceh dan BPTP setelah melakukan pertemuan khusus dengan Bupati Aceh Tamiang Mursil di Banda Aceh, pekan lalu.

Dalam pertemuan itu masing-masing pihak menjelaskan konsep yang akan dikembangkan di Aceh Tamiang, termasuk potensi menembus pangsa pasar internasional.

“Sejak dulu saya tahu buah manggis itu khas Tamiang. Dan hari ini merupakan tanaman mahal di Jepang, karena anak-anak Jepang hanya bisa memakan cangkang manggis dalam bentuk es krim yang dikirim dari Thailand,” kata mantan Kepala BPTP Aceh, T Iskandar yang hadir dalam pertemuan itu.

Iskandar pun setuju kalau Aceh Tamiang kembali mengekfektifkan tanaman ini agar menjadi pemasok utama dunia. Usulan lain memunculkan jenis tanaman kakao sebagai produk unggulan pertanian organik.

Pemkab Aceh Tamiang kemudian disarankan agar membentuk kelompok tani atau koperasi yang bisa mengekspor.

Antisipasi Gangguan Gajah, Petani Bergotong Royong Bangun Power Fencing

Kebakaran Lahan Kembali Terjadi di Kampung Hilir, Tapaktuan

Memasuki Hari Keempat, Jenazah Warga Manggeng Abdya Masih di Rumah Sakit Malaysia

Pra TMMD-110 di Aceh Besar Wujudkan Impian Zulfina Miliki Rumah Layak Huni

Usulan ini didukung Ketua Maporina Aceh, A Rakhman yang menyarankan Aceh Tamiang membuat demplot tanaman berkhasiat ini.

“Aceh Tamiang harus membuat demplot, kami siap mendampingi petani,” kata Rakhman.

Kepala BPTP Aceh Ferizal mengungkapkan selama ini pihaknya sudah mendukung eksistensi pertanian di Aceh Tamiang dengan menetapkan peneliti BPTP Aceh Abdul Azis sebagai Liaison Officer (LO) untuk Kabupaten Aceh Tamiang.

Bupati Aceh Tamiang Mursil sangat mengapresiasi dukungan itu, terlebih pertemuan dilakukan di hari libur.

“Ini penghargaan luar biasa karena bersedia menerima saya di hari libur,” kata Mursil, Minggu (14/2/2021).

Fakta Wanita 24 Tahun Dibunuh Suami Merangkap Muncikari, Korban Dipaksa Layani 10 Pria dalam Sehari

Cuitan Soal Mafia Tanah, Dino Patti Djalal Dilaporkan Fredy Kusnadi ke Polda Metro Jaya

Pemerintah Turunkan Pajak Beli Mobil Baru, Indef: Prioritas Belanja Masyarakat Bukan Beli Mobil Baru

Bully Pekerjaan Ibu Temannya yang Jual Kue Keliling, Isi Pesan Ini Viral Hingga Buat Warganet Geram

Dia mengatakan sejak awal sudah bercita-cita mengembangkan pertanian Aceh Tamiang dan harus bisa menembus pangsa pasar dunia. Namun ketimbang kakao dan manggis, Mursil cenderung tertarik mengembangkan padi organik.

“Alasannya lebih cepat panen. Saya takut petani kita jenuh karena harus menunggu lama untuk menunggu hasil kakao ataupun manggis,” ujarnya.

Alasan lain diungkapnya karena jumlah petani padi lebih besar dibanding sektor lainnya. Selain itu, pembenahan padi juga untuk memperbaiki harga jual yang selama ini sangat ditentukan Sumatera Utara.

“Harga padi ditentukan oleh Sumatera Utara, ini tentu tidak bagus untuk petani kita,” ujarnya.

Di akhir pertemuan, Mursil mengundang Maporina dan BPTP untuk datang ke Aceh Tamiang untuk langsung mempraktikan teori tanaman organik. “Saya sangat serius di bidang ini, berapa butuh anggaran kita siapkan. Tapi jangan coba-coba (eksperimen),” tegasnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved