Internasional
Pembebasan Trump dari Pemakzulan Dapat Sorotan Tajam dari Joe Biden, Demokrasi AS Rapuh
Pembebasan Donald Trump dari pemakzulan oleh Senat AS mendapat sorotan tajam dari Presiden AS Joe Biden.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pembebasan Donald Trump dari pemakzulan oleh Senat AS mendapat sorotan tajam dari Presiden AS Joe Biden.
Dia menilai Donald Trump telah terbukti menghasut pemberontakan di gedung Capitol.
Biden menegaskan hal itu menjadi pengingat bahwa demokrasi itu rapuh, dan setiap orang Amerika memiliki kewajiban untuk membela kebenaran.
"Babak menyedihkan dalam sejarah kita ini mengingatkan kita bahwa demokrasi itu rapuh," kata Biden.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkannya, beberapa jam setelah Senat gagal mengumpulkan dua pertiga mayoritas yang dibutuhkan untuk menghukum Trump.
Baca juga: Trump Masih Mencengkeram Kuat Partai Republik, Dinilai Akan Bergerak ke Arah Lebih Berbahaya
Dilansir AP, Minggu (14/2/2021), Biden mencatat bahwa 57 senator, termasuk tujuh Republik memilih untuk menyatakan Trump bersalah.
Menyusul pemungutan suara bipartisan oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk memakzulkan mantan presiden Republik.
"Meskipun pemungutan suara terakhir tidak mengarah pada hukuman, substansi dakwaan tidak diperdebatkan," katanya.
"Bahkan mereka yang menentang hukuman tersebut, seperti Pemimpin Minoritas Senat (Mitch) McConnell," tambahnya.
Baca juga: Lolos dari Pemakzulan, Trump Siap Jalani Fase Lain, Sebagai Penyihir Terbesar Dunia
"Dia percaya Donald Trump bersalah karena melalaikan tugas yang memalukan' dan' bertanggung jawab secara praktis dan moral untuk memprovokasi kekerasan yang terjadi di Capitol, " kata Biden.
Dia mengatakan sedang memikirkan petugas Polisi Capitol Brian Sicknick, yang terbunuh selama pengepungan Capitol pada 6 Januari 2021.
Biden meyatakan orang lain dengan berani berjaga, dan mereka yang kehilangan nyawa.
Dia memuji keberanian mereka yang melakukan upaya untuk melindungi integritas demokrasi AS.
Terutama Demokrat dan Republik, pejabat dan hakim pemilu, perwakilan terpilih, dan pekerja pemungutan suara.
Baca juga: Donald Trump Kembali Dibebaskan dari Pemakzulan, Ini Fakta-faktanya
"Bab menyedihkan dalam sejarah kita mengingatkan kita demokrasi harus selalu dipertahankan," tegasnys.