Berita Kutaraja

Teknik Mesin USK Rakit Inkubator Portabel, Gandeng BFLF untuk Bantu Masyarakat Kurang Mampu

Dalam kegiatan ini, BFLF berperan sebagai tempat serta penghubung masyarakat yang membutuhkan alat medis maupun pendapat para ahli tersebut.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Tim Universitas Syiah Kuala (USK) berfoto di depan inkubator portabel hasil produksi Jurusan Teknik Mesin dan Industri. 

Inisiasi membuat Mini Factory Inkubator digagas sejak Juli 2020, oleh Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.

Vaksinasi Nakes di Abdya Baru Terealisasi 35,6 Persen, yang Menolak Harus Buat Surat Pernyataan

Honda Bergenre Cafe Racer, HNess CB350 Segera Diperkenalkan 16 Februari 2021

Petugas Kesehatan yang Menyusui Kini Sudah Bisa Divaksin

Hasilnya, saat ini, satu unit yang diproduksi Jurusan Teknik Mesin dan Industri serta tiga unit inkubator portabel dari Jakarta, telah menolong puluhan bayi prematur, tidak hanya di Banda Aceh, tapi juga sampai ke Bener Meriah hingga Panton Labu, Aceh Timur.

“Produk inkubator ini didesain sangat sederhana agar masyarakat di level bawah bisa mengoperasikan secara mudah,” kata Prof Dr Ir Marwan, Wakil Rektor I USK.

“Semoga nanti ini bisa dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat menyelamatkan banyak bayi prematur di Aceh dengan teknologi yang sederhana,” ujarnya.

Sebagai akademisi, Prof Marwan berharap, teknologi yang diciptakan oleh Profesor Raldi dengan niatan membantu masyarakat, bisa terus dikembangkan seperti saat ini.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PAPDI Aceh yang diwakilkan oleh Sekretaris PAPDI, M Fuad menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama yang telah dibagun antara PAPDI Aceh dan BFLF hingga melahirkan Rumah Sehat yang bertempat di lingkungan Rumah Singgah BFLF di Banda Aceh.

TVS India Luncurkan Skuter Listrik iQube, Dibandrol Rp 20 jutaan

Hidayatullah Terpilih Sebagai Ketua Ipelmaja Banda Aceh

Antisipasi Gangguan Gajah, Petani Bergotong Royong Bangun Power Fencing

“PAPDI akan selalu berinovasi dan saling berkerja sama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan hari ini adalah salah satu inovasi yang PAPDI lakukan, yaitu bekerja sama dengan BFLF dalam upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat Aceh,” urainya.

Ia berharap, PAPDI Aceh dan BFLF dapat melakukan inovasi lainnya seperti mengunjungi langsung masyarakat yang belum beruntung dengan turun ke lapangan, dan melakukan bakti sosial.

Meski Profesor Raldi tak bisa hadir langsung dalam launching Inkubator Mini Factory yang dibuat oleh Unsyiah, namun ia mengirimkan perwakilannya yakni Ibnu Roihan dari Yayasan Bayi Prematur Indonesia yang bergabung di ruang Zoom, bersama audien lainnya yang tidak bisa hadir secara tatap muka.

Ibnu Roihan menyebutkan, apa yang Profesor Raldi ciptakan merupakan bentuk dari Tridarma Perguruan Tinggi.

Dia juga menceritakan bagaimana inkubator portabel itu terus berkembang dan makin mudah digunakan oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Memasuki Hari Keempat, Jenazah Warga Manggeng Abdya Masih di Rumah Sakit Malaysia

Maporina dan BPTP Tertarik Jadikan Aceh Tamiang Pusat Pertanian Organik

VIRAL - Perempuan Berusia 30 Tahun tapi Belum Nikah, Satu Keluarga Doakan Cepat Bertemu Jodoh

“Semoga launching ini bisa mempercepat program ‘Peminjaman Inkubator Gratis untuk Nusantara’,” harap Ibnu Roihan.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved