Berita Aceh Tamiang
Jembatan Ambruk di Kaloy Ternyata Proyek Dana Desa, Begini Penjelasan Camat Tamiang Hulu
Jembatan yang hancur akibat hantaman banjir di Dusun Tanjungmulia, Kampung Kaloy, Tamiang Hulu ternyata proyek yang bersumber anggaran dari dana desa.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Saifullah
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Jembatan yang hancur akibat hantaman banjir di Dusun Tanjungmulia, Kampung Kaloy, Tamiang Hulu ternyata proyek yang bersumber anggaran dari dana desa.
Alokasi anggaran ini dilakukan untuk mengakomodir mobilisasi warga setempat yang permukimannya berada di tengah perkebunan kelapa sawit.
“Masyarakat di situ memang butuh jembatan karena selama ini harus berputar agak jauh,” kata Camat Tamiang Hulu, Muhammad Nur kepada Serambinews.com, Kamis (18/2/2021).
Nur membenarkan kalau jembatan tersebut hancur akibat banjir yang melanda kawasan itu pada tahun 2020 lalu.
Dia pun menyatakan, dirinya bersama perangkat kampung setempat sudah meninjau lokasi jembatan yang ambruk tersebut.
Baca juga: Baru Setahun Rampung, Jembatan di Kaloy Aceh Tamiang Hancur Diterjang Banjir
Baca juga: Jembatan di Kaloy Aceh Tamiang Ambruk, Warga Buat Jembatan Darurat dari Kayu
Baca juga: BREAKINGNEWS: Polisi Tangkap Dua Pelaku Pembunuh Ibu dan Anak di Simpang Jernih
“Saya sudah langsung meninjau, saya sama pak datoknya langsung membahas solusi. Sudah ada solusinya,” ungkap Nur.
Meski begitu, dia belum bisa memastikan solusi apa yang akan dilakukan, antara melakukan perbaikan atau membangun jembatan baru.
“Nanti datoknya yang putuskan, apakah diperbaiki atau memungkinkan untuk dibangun jembatan baru,” tukasnya.
Secara terpisah, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Aceh Tamiang, Baihaki Ahyat mengaku tidak pernah menerima laporan tentang adanya jembatan hancur. Dia pun menegaskan jembatan itu tidak dikerjakan oleh dinasnya.
“Ketika saya cek, ternyata memang tidak ada listnya sama kita. Bukan dari kita (Dinas PUPR),” ujarnya.
Baca juga: SKK Migas– Mubadala Petroleum – Premier Oil Gandeng Universitas Malikussaleh dalam Lomba Karya Tulis
Baca juga: BMA Salurkan Zakat untuk 35 Mahasiswa USK
Baca juga: 145 Calon Pejabat Eselon II Ikut Tes Psikometri
Boy--sapaan Baihaki menambahkan, sepintas dia melihat kerusakan ini akibat konstruksi pondasi yang sangat sederhana.
“Saya melihatnya dari foto, sepertinya kedalaman pondasinya kurang dalam,” ungkap Kabid Bina Marga ini.
Namun begitu, ucap Boy, Dinas PUPR akan membahas kerusakan ini dan tidak tertutup kemungkinan akan dibangun jembatan darurat yang lebih kokoh.
“Melihat kerusakan, tidak bisa diperbaiki, harus dibangun baru. Tapi untuk sementara bisa dibuatkan jembatan darurat yang lebih kokoh,” ulasnya.
Sebelumnya, warga sekitar mengatakan, insiden hancurnya jembatan ini terjadi ketika kawasan yang berada di tepi Sungai Tamiang itu dilanda banjir pada Oktober 2020.
Baca juga: Fakultas Saintek UIN Yudisium 75 Lulusan
Baca juga: Estonia Khawatirkan Cengkeraman China Atas Negaranya
Baca juga: Selama Ini Jadi Idola, Penangkapan Kapolsek Astana Anyar Usai Nyabu Kagetkan Banyak Warga
Debit air sungai yang naik menggerus tebing sungai yang dijadikan pondasi jembatan tersebut.
“Kejadiannya malam, sekitar bulan sepuluh (Oktober 2020). Waktu itu, air sungai sedang tinggi,” kata Lukman Hakim, warga yang rumahnya persis di depan jembatan, Rabu (17/2/2021).
Dia mengatakan, ambruknya jembatan itu diawali beberapa kali suara derit besi. Tak lama kemudian, warga dikejutkan dengan suara gemuruh yang cukup keras.
“Suaranya kuat, untung ketika itu tidak ada orang sedang jalan di atas jembatan,” ujar Lukman Hakim.
Lukman dan warga lainnya tak menyangka, jembatan yang menjadi akses vital itu ambruk dengan kerusakan yang sangat parah.
Baca juga: BPBD Nagan Raya Larang Pekebun Bakar Lahan, Saat Ini Cuaca Panas
Baca juga: Lobi Aceh ke Pusat Belum Efektif, Tanggapan Pakar Hukum Terkait Rencana Pilkada Serentak
Baca juga: CPNS 2021 - Formasi CPNS 2021 Bagi Lulusan SMA/SMK Sederajat, Seberapa Besar Peluangnya?
Sebab, beber dia, jembatan tersebut baru selesai dikerjakan pada 2019. “Pas setahun, kami ingat diselesaikan malam takbiran 2019, dan ambruknya tak lama setelah lebaran 2020,” ujarnya.
Saat ini, warga sudah membangun jembatan darurat yang posisinya persis di samping jembatan roboh itu. Namun jembatan yang terbuat dari papan ini sangat sederhana dan dikhawatirkan tidak kuat menopang beban berat.
“Ini saja sudah tiga kali diperbaiki, karena yang lewat bukan cuma orang, tapi juga kereta (sepeda motor). Kami ya berharap ada perhatian,” tukas Maulana, warga lainnya.(*)