Berita Lhokseumawe
Kesal tak Hadiri Rapat, Kantor Keuchik Paya Bili Dipalang Warga
Aksi palang kantor Keuchik kembali terjadi di Kota Lhokseumawe. Dimana puluhan warga di Desa Paya Bili Kecamatan Muara Dua....
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Jalimin
Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE - Aksi palang kantor Keuchik kembali terjadi di Kota Lhokseumawe. Dimana puluhan warga di Desa Paya Bili Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, melakukan aksi memalang kayu dipintu kantor desa tersebut dengan dituliksan Disegel, pada Jumat (19/2/2021) sekitar pukul 22.00 WIB malam.
Hal itu dilakukan akibat kekesalan warga yang sudah dua kali keuchik tak hadir ketika diadakan rapat umum di Meunasah desa setempat.
Sehingga aparat kepolisian dan TNI pada Jumat (19/2/2021) sekitar pukul 22.30 WIB turun ke lokasi untuk melakukan pengamanan di kantor keuchik tersebut.
Selin itu aksi tersebut dilakukan warga diduga terkait pengelolaan dana desa yang diduga bermasalah atau tidak transparan.
Amatan Serambinews.com, Sabtu (20/2/2021) pagi terlihat sebagian pintu dan jendela kantor di palang kayu dan pada kayu itu ditulilsan Disegel oleh masyarakat.
Salah seorang Desa Paya Bili, Abdurahman (45) mengatakan warga kesal karena keuchik kurang respon terhadap keluhan masyarakat selama ini.
"Aksi memalang kantor desa ini kami lakukan karena kepala desa (Keuchik) tidak transparan kepada masyarakat terkait pengelolaan dana desa dan terkesan arogan," katanya.
Menurut Abdurrahman, sudah dua kali warga melakukan rapat umum, namun tidak pernah hadir dan bahkan selama setahun menjabat sebagai kepala desa tidak pernah membuat rapat terkait pengelolaan dana desa.
"Atas dasar tersebutlah, warga berinisiatif untuk melakukan penyegelan kantor desa dengan tujuan agar permasalahan yang ada di desa ini dapat terselesaikan dengan jujur dan transparan," jelasnya.
Dikatakan Abdurrahman, aksi itu dilakukan masyarakat usai kegiatan rapat umum yang digelar warga bersama perwakilan tuha peut.
Karena kepala desa tidak pernah hadir maka warga memutuskan untuk melakukan aksi tersebut.
"Kepala desa tidak pernah jujur, ini merupakan bentuk kekecewaan warga karena selama ini tidak pernah melibatkan perangkat desa seperti tuha peut, kaur dan kadus serta warga dalam pengelolaan dana desa," pungkasnya.(*)
Baca juga: Positif Covid-19, Kondisi Ashanty di Rumah Sakit tak Stabil, Istri Anang Ini Minta Didoakan Sembuh
Baca juga: Senin Besok Lusa, PAN Se-Aceh Gelar Musda Secara Virtual, Akan Dibuka Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan
Baca juga: Jembatan Kaloy Tamiang Hulu Ambruk, Datok: Ini Murni Faktor Alam