Rektor IPB: Kalau Banyak Pangan Impor, Biasanya IPB Disalahkan Apa Kerjanya
Rektor IPB menjelaskan banyak hal, terutama terkait dengan upaya dan strategi kampus tersebut dalam menghadapi banyak perubahan.
Penulis: Said Kamaruzzaman | Editor: Said Kamaruzzaman
Laporan Said Kamaruzzaman | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria SP MSi memberikan kuliah umum kepada sivitas akademika Universitas Syiah Kuala (USK) dengan tema ‘Transformasi Agro-Maritim 4.0’ di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Minggu (20/2/2021).
Kegiatan kuliah umum itu digelar dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Semua peserta memakai masker. Selain itu kursi juga diatur berjarak hingga 2 meter.
Dipandu oleh Wakil Rektor I USK Prof Dr Ir Marwan, Rektor IPB menjelaskan banyak hal, terutama terkait dengan upaya dan strategi kampus tersebut dalam menghadapi banyak perubahan di era milenium.
Dalam paparannya, rektor IPB tersebut banyak menjelaskan soal mindset yang harus diubah sehingga bisa mengikuti perkembangan zaman.
Baca juga: Rektor IPB Resmikan Pembangunan Rumah Kasim Arifin, Mahasiswa Hilang 15 Tahun di Maluku
Baca juga: Peneliti IPB Sebut Masyarakat Gayo Masih Mengenali 406 Jenis Tumbuhan di Gayo dalam Bahasa Lokal
Baca juga: Peneliti IPB Sebut Masyarakat Gayo Masih Mengenali 406 Jenis Tumbuhan di Gayo dalam Bahasa Lokal
“Butuh mindset dan kebersamaan, untuk mendorong transformasi 4.0,” kata Rektor Arif Satria.
Rektor IPB itu juga menyebutkan bahwa IPB seperti terbebani jika banyak impor pangan di Indonesia.
“Kalau banyak pangan impor, biasanya IPB yang disalahkan apa kerjanya,” kata Arif Satria sambil tertawa.
“Tapi jika banyak impor elektronik, tidak ada yang menyalahkan teknik,” timpalnya lagi.
Sebagai sebuah perguruan tinggi, kata Arif, IPB terlalu kecil dan tak bisa membenahi sendiri berbagai persoalan pangan di tanah air.
Terlebih saat ini yang membutuhkan kolaborasi dalam mencapai tujuan, khususnya untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
“Mencari celah kolaborasi harus didorong. Soalnya, tak mungkin semua bisa dilakukan sendiri,” tandasnya.
Arif menjelaskan, selama ini banyak inovasi yang telah dilakukan oleh IPB. Beberapa penelitian, yang bahkan dilakukan oleh mahasiswa, ternyata memberikan hasil yang luar biasa.
Misalnya bagaimana mengubah limbah sawit menjadi bahan dalam pembuatan helm antipeluru. IPB juga membantu masyarakat sekitar melalui berbagai pilot project. “Kita membuat inovasi yang memberikan manfaat untuk masyarakat,” katanya.