Bantah Lakukan Genosida, China Beri Bukti Bertambahnya Populasi Muslim Uighur di Xinjiang

China membantah klaim telah melakukan genosida di Xinjiang terhadap Muslim Uighur.

Editor: Amirullah
www.uighur.nl
Muslim Uighur ditindas pemerintahan China. 

SERAMBINEWS.COM - China membantah klaim telah melakukan genosida di Xinjiang terhadap Muslim Uighur.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ketika berbicara di Dewan HAM PBB di Jenewa, Senin (22/2/2021) melalui video.

Wang menyebut tuduhan genosida adalah fitnah, dikutip South China Morning Post.

“Tidak pernah ada yang seperti genosida, kerja paksa dan penindasan agama. Klaim sensasional ini berakar pada ketidaktahuan, prasangka, dan hype politik yang murni fitnah, ”katanya.

Sebelumnya, kelompok hak asasi manusia dan pakar hak asasi manusia menyatakan bahwa setidaknya ada 1 juta Muslim dari latar belakang etnis minoritas ditahan secara sewenang-wenang di kamp-kamp interniran besar-besaran.

China telah membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka hanya mengambil tindakan untuk memerangi ekstremisme dan memberikan pelatihan kejuruan.

Baca juga: Polda Aceh Telah Periksa 25 Saksi Kasus Mark Up Pengadaan Bebek Petelur di Distan Aceh Tenggara

Baca juga: Istri Gembong Narkoba El Chapo Ditahan, Terlibat Perdagangan Kokain, Metamfetamin, Heroin dan Ganja

()Masjid Keriya Aitika pada November 2018. Gerbang dan kubahnya telah dihilangkan, bagian dari penghancuran masjid di Xinjiang oleh otoritas China. (Planet Labs)

Pada bulan Januari, AS menuduh China melakukan "genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan" atas perlakuan terhadap Uygur dan kelompok etnis minoritas lainnya di Xinjiang, dengan alasan pemenjaraan, penyiksaan dan kerja paksa.

Tuduhan dan kekhawatiran ini menjadi batu sandungan utama bagi China dan Uni Eropa dalam mencapai Perjanjian Komprehensif awal tentang Investasi.

Sebagai bukti, Wang menyodorkan data bertambahnya populasi Muslim Uighur.

Mengutip statistik resmi Tiongkok, Wang mengatakan populasi Uighur di Xinjiang telah meningkat sekitar seperempat menjadi 2,5 juta antara 2010 dan 2018.

“Ini jauh melebihi pertumbuhan 13,99 persen dari keseluruhan populasi di Xinjiang dan pertumbuhan 2 persen dari populasi Han di wilayah tersebut,” katanya.

Baca juga: Sejumlah Nasabah Bank BUMN Ini Kehilangan Uang Secara Misterius, Saldo Rp 13 Juta Sisa Rp 500 Ribu

Baca juga: 9 Wanita Ditangkap, Diduga Hendak Ledakkan Bom, Sebagian Besar Janda Milisi Abu Sayyaf

()Etnis muslim Uighur di China. (AFP)

Dia menambahkan bahwa semua pekerja di Xinjiang memasuki angkatan kerja secara sukarela dan tidak pernah menjadi sasaran pembatasan pribadi apa pun.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Selasa meminta China untuk mengizinkan komisaris tinggi badan global untuk hak asasi manusia, Michelle Bachelet, dan akses pengamat independen lainnya ke Xinjiang.

Delegasi seperti itu akan menjadi "kunci untuk memungkinkan penilaian yang independen, tidak memihak dan transparan tentang keprihatinan besar yang dimiliki komunitas internasional", kata Borrell dalam pidatonya di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.

Sementara itu, parlemen Kanada dengan suara bulat mengeluarkan mosi tidak mengikat pada hari Selasa, yang menunjuk perlakuan China terhadap Uygur sebagai genosida.

Baca juga: 9 Wanita Ditangkap, Diduga Hendak Ledakkan Bom, Sebagian Besar Janda Milisi Abu Sayyaf

Baca juga: Spoiler One Piece Chapter 1005: Sanji Bebas, Nico Robin dan Brook Datang Lawan Black Maria

()Lokasi kamp interniran di Xinjiang, China, saat belum ada bangunan tahun 2017. (FOTO PENCITRAAN SATELIT ASPI) (FOTO PENCITRAAN SATELIT ASPI)
Halaman
12
Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved