Prabowo Bakal Borong Jet Tempur Rafale Setelah Gagal Beli Sukhoi, Negara ASEAN Lain Belum Punya
Sebagai gantinya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto naksir jet Rafale buatan Prancis, ditambah satu skuadron F 15EX Amerika.
Prabowo sebelumnya telah menunjukkan minat untuk membeli 15 jet tempur Eurofighter Typhoon bekas yang ditawarkan oleh Angkatan Udara Austria, tetapi terlepas dari harga yang menguntungkan, dia juga selalu mengatakan secara pribadi bahwa dia menginginkan pesawat generasi baru yang akan bertahan dalam ujian waktu.
Rafale generasi 4.5-lah yang tampaknya dipandang memenuhi kriteria tersebut.
Dipersenjatai dengan berbagai rudal udara-ke-udara dan udara-darat dan avionik canggih yang dikembangkan Perancis, generasi 4.5 Rafale memiliki kecepatan maksimum 2.200 kilometer per jam dan jangkauan tempur 1.850 kilometer.
Prabowo juga awalnya berharap untuk memperoleh F-35 Joint Strike Fighter siluman Lockheed, tetapi dibujuk untuk menerima versi terbaru F-15, yang baru sekarang memasuki layanan dengan Angkatan Udara AS untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh pemotongan Program F-22 Raptor.
Kemudian Menteri Pertahanan AS Mark Esper dilaporkan memberi tahu Prabowo dalam kunjungan ke Washington Oktober lalu bahwa Indonesia harus menunggu setidaknya satu dekade untuk pengiriman F-35.
Hal itu disebabkan daftar tunggu pembeli yang panjang, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
Selain itu, meskipun pertama kalinya AS menjual F-15 dalam 20 tahun, Arab Saudi dan Qatar terus mendanai peningkatan senilai $ 5 miliar selama tahun-tahun sebelumnya.
Tak heran, pakar militer pun menunjuk pada mesin kembar F-15EX yang lebih kuat, sistem dan sensor kokpit yang diperbarui, kemampuan fusi data, dan kemampuan untuk membawa 29.500 pon persenjataan lebih dari 2.200 kilometer sebagai contoh peningkatan pesawat tempur superioritas udara yang dibuat khusus.
Mereka juga mencatat bahwa F-35 jauh lebih mahal untuk dioperasikan dan lebih bermasalah untuk diperbaiki dibandingkan dengan F-15EX, yang terkenal memiliki umur 20.000 jam, menurut beberapa sumber, dan diperkirakan biayanya setengah dari F- 35 untuk beroperasi.
Setiap jet memiliki harga terbang $ 87,7 juta atau sekitar Rp1,2 triliun (kurs Rp14.010 per dolar AS), tetapi sistem avionik dan persenjataan dapat menambah sebanyak $ 40 juta untuk keseluruhan biaya.
Para ahli juga mencatat bahwa beberapa teknologi mutakhir Amerika dilarang untuk diekspor ke negara-negara seperti Indonesia.
Sementara itu, akuisisi sistem radar interdiksi mobile Leonardo akan membantu memperkuat pertahanan udara Indonesia.
Jika ditempatkan pada ketinggian tinggi di pulau-pulau perbatasan seperti Natuna Besar dan Sebatik, diperkirakan dapat mencakup lebih dari 500 kilometer baik udara maupun laut, jauh melampaui ZEE-nya.
Selain itu, Predator yang dikenal sebagai kendaraan tempur udara tak berawak (UACV), disebut merupakan tambahan yang mengejutkan dalam daftar belanja pertahanan Indonesia, meski Indonesia telah mengoperasikan drone pengintai buatan China, Israel, dan Prancis selama tiga tahun.
(TribunnewsWiki.com/nr, Intisari/Khaerunisa)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Gagal Beli Sukhoi, Prabowo Bakal Borong Jet Tempur Rafale, Negara Asia Tenggara Belum Ada yang Punya