Berita Luar Negeri

18 Pendemo Tewas Ditembak di Myanmar, Disebut Hari Terkelam Sejak Kudeta Militer 

18 Pendemo Tewas di Myanmar, Disebut Hari Terkelam Sejak Kudeta Militer  Para warga yang menentang kudeta militer di Myanmar

Editor: Muhammad Hadi
(STR/AFP)
Pedemo Myanmar berlarian menyelamatkan diri dari tembakan polisi, saat berdemonstrasi menentang kudeta militer di Naypyidaw, pada Sabtu (26/2/2021). 

SERAMBINEWS.COM - 18 Pendemo Tewas di Myanmar, Disebut Hari Terkelam Sejak Kudeta Militer 

Para warga yang menentang kudeta militer di Myanmar harus mengerang nyawa akibat ditembak.

Kepolisian Myanmar menembaki pengunjuk rasa di seluruh negeri pada hari Minggu (28/1/2021).

Data Reuters menunjukkan, sedikitnya 18 orang tewas dalam hari terkelam sejak kudeta militer 1 Februari.

PBB menyerukan masyarakat internasional untuk bertindak menghentikan penindasan.

Massa unjuk rasa mendapatkan tekanan di berbagai bagian kota terbesar Yangon setelah granat setrum, gas air mata dan tembakan di udara gagal membubarkan aksi protes mereka.

Baca juga: Sosok Jenderal Min Aung Hlaing yang Ambil Alih Kekuasaan Myanmar, Pernah Disanksi Terkait Rohingya

Reuters memberitakan, di seluruh negeri, pengunjuk rasa yang mengenakan helm plastik dan perisai darurat berhadapan dengan polisi dan tentara yang menggunakan perlengkapan perang.

Mereka melakukan tindakan keras terhadap kelompok pemberontak etnis di wilayah perbatasan Myanmar.

"Tindakan berat pasti akan diambil terhadap pengunjuk rasa yang rusuh," demikian pemberitaan Global New Light Of Myanmar yang dikelola negara. 

Tentara sebelumnya telah menunjukkan pengekangan, tetapi tidak bisa mengabaikan massa anarkis.

Berdasarkan pemberitaan media lokal, beberapa orang yang terluka di Yangon diangkut oleh sesama pengunjuk rasa, meninggalkan noda darah di trotoar.

Baca juga: Ini Para Jenderal Myanmar yang Kena Sanksi Amerika Serikat Akibat Kudeta Militer 

Seorang dokter yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, seorang pria dinyatakan meninggal dunia setelah tiba di rumah sakit dengan peluru di dada.

"Polisi dan pasukan militer telah menghadapi demonstrasi damai dengan menggunakan kekuatan yang mematikan dan kekuatan yang tidak terlalu mematikan yang - menurut informasi yang dapat dipercaya yang diterima oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB - telah menyebabkan sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 30 luka-luka," demikian pernyataan Kantor Hak Asasi Manusia PBB seperti yang dilansir Reuters.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dan sebagian besar kepemimpinan partainya pada 1 Februari.

Militer menuduh adanya kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan partainya secara telak.

Baca juga: Presiden Jokowi Legalkan Produksi Minuman Keras, Pemerintah Juga Izinkan Penjualan Enceran Kaki Lima

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved