Kupi Beungoh

Membangun Kesadaran Situasional Melalui Ruang Perang

Pada saat Perang Dunia II, Perdana Menteri Inggris, Churchill, membangun Ruang Perang yang dikenal dengan The Cabinet War Rooms.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Hamrizal Hamid, peminat teknologi digital. 

Fasilitas ini dirancang supaya dapat berkomunikasi secara realtime yang terhubung dengan fasilitas di lapangan, seperti kamera CCTV, drone, GPS, satelit, dan lain-lain.

Melalui layar monitor berbagai informasi mengenai lalu lintas, transportasi, cuaca, media sosial, sampai pencemaran lingkungan dapat dipantau secara realtime.

Pada operasi penyergapan Osama bin Laden di awal Mei 2011, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama beserta penasihat keamanan nasional dapat menyaksikan langsung jalannya operasi tersebut dari ruang Situation Room di Gedung Putih.

Melalui layar videowall yang terhubung dengan kamera yang dibawa oleh pasukan dan drone milik tim Navy SEAL di Pakistan mereka menyaksikan penyerangan itu dari menit ke menit dan dari sisi ke sisi.

Ini menunjukkan bahwa dengan teknologi seorang pimpinan bisa mengetahui secara detil situasi di lapangan tanpa harus menunggu laporan bawahan.

Sehingga bila terjadi perubahan situasi seorang pimpinan dapat membuat langkah-langkah yang diperlukan dalam hitungan menit.

Baca juga: Belajar dari Telur Asin, Semua Tergantung Selera

Menabuh Genderang Perang

Di daerah kita, terutama di pemerintahan, kesadaran situasional belum terbangun dengan baik.

Seringkali yang direncanakan kehilangan moment, dan yang didistribusikan tidak tepat sasaran.

Dulu, moment pelaksanaan proyek hampir selalu jatuh pada musim hujan.

Akibatnya, kita sering mengulang pekerjaan yang sama, bahkan mengulang kesalahan yang sama.

Kita selalu kalah oleh perubahan situasi. Itulah sebabnya kita gamuem pada beberapa bagian dari pembangunan daerah yang tidak berkelanjutan.

Terutama pada proses mengudang investor di mana negosiasi dilakukan antar pemerintah dengan pemerintah.

Padahal strategi itu sudah berulang kali gagal.

Lantas kita berprasangka mungkin kegagalan itu disebabkan level pemerintah kita lebih rendah ketimbang mereka yang negaranya lebih maju dari kita.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved