Internasional
Jenderal Myanmar Bakal Menghadapi Nasib Seperti Saddam Hussein dan Muammar Gaddafi
Tokoh militer Myanmar telah diberitahu akan mengikuti jejak Saddam Hussein Irak dan Muammar Gaddafi dari Libya.
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Tokoh militer Myanmar telah diberitahu akan mengikuti jejak Saddam Hussein Irak dan Muammar Gaddafi dari Libya.
Karena ada kekhawatiran akan pecahnya perang saudara segera di negara itu.
Sejak kudeta 1 Februari 2021, 138 pengunjuk rasa telah tewas dalam demonstrasi, kata Dr. Sasa, utusan khusus PBB Parlemen Myanmar yang sekarang sudah dibubarkan.
Dia mengatakan Sky News, Selasa (16/3/2021) bahwa jika pertempuran berlanjut tanpa reaksi dari komunitas internasional, rakyat negaranya akan dipaksa untuk membela diri.
Sasa mengimbau para panglima militer yang sekarang memegang kendali negara untuk mundur, seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021).
Baca juga: Polisi Myanmar Bertindak Brutal, Lima Demonstran Tewas Tertembak
Terutama, membebaskan tahanan yang ditahan dan mengawasi kembalinya demokrasi.
Dia memperingatkan kegagalan untuk melakukannya akan mengakibatkan para pemimpin kudeta ditangkap atau dibunuh.
Dia membandingkan mereka dengan Gaddafi, Saddam dan Osama bin Laden.
Sasa mengatakan India, China, AS, Inggris, Eropa dan tetangga Myanmar harus bekerja sama untuk menekan para jenderal yang telah menguasai negaranya.
Baca juga: VIDEO Mahasiswa Gelar Aksi Solidaritas untuk Perjuangan Demokrasi Myanmar di Lhokseumawe
"Jika kita tidak membentuk koalisi internasional di Myanmar ini secepat mungkin, itu akan membawa, saya khawatir, perang saudara terbesar yang pernah kita lihat," tambahnya.
“Kami tidak membutuhkan pernyataan lagi. Kami tidak membutuhkan kata-kata lagi. Kami membutuhkan tindakan. Jadi kami meminta tindakan dari komunitas internasional.
"Yang kami maksud adalah sanksi yang terkoordinasi, bertarget, dan lebih keras, baik secara diplomatis, ekonomi, dan politik."(*)
Baca juga: Total Korban Tewas 134 Orang di Myanmar, Sehari Bertambah 39 Korban, Junta Terapkan Darurat Militer