Internasional
Pelapor Khusus PBB Laporkan Ilmuwan Swedia Hampir Mati di Sel Isolasi Iran
Ilmuwan Swedia-Iran, Ahmadreza Djalali, dijatuhi hukuman mati di Iran atas tuduhan spionase.
SERAMBINEWS.COM, JENEWA - Ilmuwan Swedia-Iran, Ahmadreza Djalali, dijatuhi hukuman mati di Iran atas tuduhan spionase.
Saat ini, dia berada dalam kondisi kritis dan hampir mati setelah berbulan-bulan di sel isolasi yang berkepanjangan, kata pakar hak asasi manusia PBB, Kamis (18/3/2021).
“Situasi Djalali benar-benar mengerikan,” kata para ahli.
Dalam seruan kepada Iran untuk membebaskannya, mereka mengatakan dia telah ditahan di sel isolasi selama lebih dari 100 hari.
Petugas penjara hanya menyinari lampu terang di selnya sepanjang waktu untuk melarangnya tidur.
Baca juga: Suami Ratcliffe Mengecam Pendekatan Inggris Terhadap Penahanan Istrinya di Penjara Iran
"Masalah medis telah mencegah dia makan dengan benar, mengakibatkan penurunan berat badan yang dramatis," kata para ahli.
Termasuk pelapor khusus PBB tentang situasi di Iran, eksekusi sewenang-wenang, penahanan sewenang-wenang dan penyiksaan.
“Situasinya sangat sulit sehingga dia dilaporkan kesulitan berbicara dan kami terkejut dan tertekan dengan perlakuan kejam terhadap Tuan Djalali," tambah mereka.
Panggilan ke misi diplomatik Iran di Jenewa untuk meminta komentar tidak segera dibalas.
Baca juga: Presiden Iran Sebut Kelompok Garis Keras Sebagai Pengkhianat, Halangi Pencabutan Sanksi AS
Djalali, seorang dokter medis dan dosen di Institut Karolinska di ibu kota Swedia, Stockholm, ditangkap di Iran pada 2016, kemudian dihukum karena spionase.
Dia dituduh memberikan informasi kepada Israel untuk membantunya membunuh para ilmuwan nuklir.
Mahkamah Agung Iran pada 2017 menguatkan hukuman mati.
Para ahli PBB mengatakan hukuman Djalali didasarkan pada pengakuan yang diambil di bawah penyiksaan dan setelah pengadilan yang tidak adil.
"Perlakuannya merupakan simbol dari penggunaan sistematis Iran atas kurungan isolasi untuk menghukum dan menekan tahanan, termasuk membuat pengakuan paksa," kata mereka.
Baca juga: Ukraina Tuduh Iran Sembunyikan Fakta, Pesawat Penumpang Negaranya Jatuh
Aktivis hak asasi manusia menuduh Iran memenjarakan sejumlah warga negara ganda untuk mencoba memenangkan konsesi dari negara lain.
Teheran secara teratur menolak tuduhan tersebut dan mengatakan sistem peradilannya adil.(*)