Seleb
Live Streaming RCTI Spesial Acara Siraman Atta-Aurel, Apa Itu Proses Siraman dalam Adat Jawa?
Prosesi siraman umum dilakukan oleh calon pengantin perempuan, termasuk siraman yang akan dilakukan Aurel sore nanti, Jumat (19/3/2021).
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Sebuah visualisasi bahwa bidadari adalah sesuatu yang diinginkan.
Sesuatu yang diinginkan oleh manusia dalam pemikiran filsafat disebut sesuatu yang memiliki nilai, memiliki guna dan memiliki manfaat, sehingga dikejar oleh manusia.
Waktu antara pukul 10.00 - 15.00 adalah waktu setiap hari dimana pengaruh matahari paling besar.
Mandi di udara terbuka diharapkan dapat menyerap energi matahari, semangat dan stamina untuk mempersiapkan diri
dalam menghadapi prosesi ritual pernikahan yang panjang.
Sekarang demi kepraktisan dan efisiensi waktu yang biasa dipakai untuk melakukan siraman adalah pukul 15.00.
Dengan demikian calon pengantin putri tidak perlu terlalu lama menunggu di dalam kamar.
Selain itu, para perias bersama petugas pendukung (kameraman, fotografer, pranata adicara) juga tidak banyak membuang waktu.
Upacara dilangsungkan secara terus menerus (banyu mili).
Dengan demikian, pemangku hajat juga menghemat biaya mewakili nilai ekonomi sebab waktu tidak banyak yang terbuang, dari ongkos kameramen, pranata adicara karena kerjanya hanya setengah hari maka diasumsikan lebih murah, dengan bayu mili, terus menerus sehingga hajatan cepat selesai.
Baca juga: Atta Halilintar Bocoran Isi Seserahan Aurel Hermansyah, Lengkap dengan Satu Set Perhiasan Swarovski
Tujuan Siraman
Tujuan diadakannya siraman dalam rangka memohon berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa agar calon pengantin dibersihkan dari segala godaan dan pengaruh buruk, sehingga dapat melaksanakan upacara hingga selesai dengan lancar dan selamat.
Selain itu, calon pengantin juga selamat dalam membangun rumah tangga dan dapat mencapai tujuan pekawinan.
Sungkeman
Sebelum melakukan siraman maka calon pengantin harus melakukan sungkeman yangsecara arti nominal adalah kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tuanya, menyembah untuk minta doa restu.
Sedangkan makna simbolik yaitu tanda bakti anak kepada orang tua yang telah membesarkannya hingga dewasa, permohonan anak kepada orang tua supaya diampuni kesalahannya dan memohon doa restu supaya dalam
membina bahtera rumah tangga dapat bahagia dan sejahtera.
Pengantin pria melepaskan keris yang merupakan lambang kekuatan yang dipakainya ketika sungkeman, hal ini mempunyai makna simbolik penghormatan kepada orang tua.
Serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan yang dimiliki oleh anak, maka di hadapan orangtuanya tidak boleh ditampakkan.
Pelaksana Siraman
Pelaku siraman selain orangtua sendiri, adalah para sesepuh atau anggota keluarga yang dianggap pantas dan dipilih sebab mengandung maksud dan tujuan.
Dipilih sesepuh yang jangkep (masih bersuami istri,bukan duda atau janda) jika terpaksa harus dilakukan duda dan janda maka duda dan janda yang cerai karena meninggal maksud dan tujuannya agar sepasang pengantin ini panjang umur perkawinannya tidak akan berpisah di tengah jalan, sampai kaken ninen (kakek nenek).
Selain itu ada sesepuh yang dipilih adalah keluarga atau orang-orang yang sukses dalam hidupnya, misalnya sukses karier, sukses mendidik anak, bahagia dalam keluarga.
Harapannya adalah agar keberhasilan atau kesuksesan para sesepuh yang memberikan siraman dapat diikuti jejaknya oleh para calon pengantin.
Pelaku siraman berjumlah ganjil misalnya 5, 7, 9, 11 atau 13.
Umumnya pelaku siraman yang paling dipilih adalah 7.
Konon Tuhan yang Maha Esa menyukai bilangan ganjil. Tujuh (pitu) bermakna pitulungan (pertolongan).
Ini menggandung harapan (1) calon pengantin dalam hidupnya nanti senantiasa mendapatkan pertolongan dari Tuhan dan sesama (2) calon pengantin senantiasa memberikan bantuan kepada orang lain.
Angka 7 ini pun juga nanti akan muncul ketika siraman dilakukan dengan mencampurkan bermacam-macam air yang berjumlah 7 macam yang berasal dari 7 sumber mata air.
Untuk proses siraman Aurel Hermansyah, ia akan langsung disiram oleh 7 orang yang dianggap sangat penting dalam kehidupan maupun di keluarganya.
"Jadi nanti prosesi adat Jawa itu siraman, terus misalnya, bunda (Ashanty) harus pake kebaya kita semua. Terus kak, diharuskan ada beberapa orang yang diharuskan 7 orang yang kamu anggap orang tua atau dituakan, yang pernikahannya itu juga bagus teladan untuk menyiram kamu.
Tapi kalau kamu pilih saudara atau yang lain harus pernikahannya yang bagus," ujar ibu sambung Aurel, Ashanty.
Lewat kanal YouTube The Hermansyah A6, Aurel menyebut jika ibu kandungnya, Krisdayanti tidak dapat berhadir mengikuti prosesi siraman.
Sebagai gantinya, Aurel memilih Ashanty, Anang serta anggota keluarga lainnya yang berhak menyiram Aurel saat prosesi siraman.
"Kan bunda (Ashanty), pipi (Anang), terus mimi (Krisdayanti) gak bisa datang, Mami Sarah, Mama Aci, Mama Ika, satu lagi kurang bun," ucap Aurel.
"Ntar kita coba cari lain aja," balas Ashanty. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Game Online Merajalela, Wabah Pikun Mengancam Generasi Muda Aceh
Baca juga: Mendikbud Naikkan Anggaran Bantuan KIP Kuliah 2021, Bisa Dapat Rp 12 Juta per Semester
Baca juga: Sosok Cynthiara Alona, Aktris yang Jadi Tersangka Kasus Prostitusi Online, Pernah Dijuluki Bom