Internasional

Milisi Houthi Memecah Kebisuan, Akui Kebakaran Pusat Penahanan Migran Afrika, Tembak Tiga Tabung Gas

Milisi Houthi Yaman memecah kebisuan atas tragedi mematikan di pusat penahanan migran Afrika.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Mohammed HUWAIS
Milisi Houthi mengwasi komunitas Afrika di yang berkumpul untuk berbicara di depan kantor Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di ibu kota Sanaa, Sabtu (13/3/2021). 

SERAMBINEWS.COM, SANAA - Milisi Houthi Yaman memecah kebisuan atas tragedi mematikan di pusat penahanan migran Afrika.

Dikatakan, kebakaran yang menghanguskan pusat penahanan migran awal bulan ini, menewaskan sedikitnya 45 orang, sebagian besar migran Ethiopia.

Pemberontak mengakui penjaga menembakkan tiga tabung gas air mata ke hanggar yang ramai di ibu kota, Sanaa, mencoba mengakhiri protes para migran.

Sebuah pernyataan oleh Menteri Dalam Negeri yang dikelola pemberontak mengatakan setidaknya 11 pria dari pasukan keamanan ditahan atas insiden tersebut.

Bersama dengan sejumlah pejabat senior yang akan diadili di hadapan pengadilan, seperti dilansir AP, Minggu (21/3/2021).

Baca juga: Milisi Houthi Harus Diminta Pertanggungjawaban Atas Kematian Migran Afrika

Komunitas migran di Sanaa telah menyerukan penyelidikan internasional atas tragedi tersebut , permintaan yang didukung oleh kelompok hak asasi internasional.

Sekitar 900 migran, kebanyakan dari Ethiopia, telah ditahan di fasilitas itu, termasuk lebih dari 350 orang di dalam hanggar.

Tempat ini dijalankan oleh Otoritas Paspor dan Naturalisasi.

"Sedikitnya 45 orang tewas dalam insiden 7 Maret, 2021," kata pemberontak, termasuk satu orang yang meninggal karena luka-luka dan lebih dari 200 lainnya terluka.

Baca juga: Kehidupan Kulit Hitam Tidak Penting: Dunia Tetap Bungkam, Houthi Membantai Migran Afrika di Yaman

Para migran telah memprotes dan melakukan mogok makan terhadap dugaan pelanggaran dan penganiayaan di fasilitas penahanan.

Milisi Houthi pada Sabtu (20/3/2021) mengklaim para migran itu memprotes untuk menekan Organisasi Internasional untuk Migrasi untuk memindahkan mereka.

Baca juga: Advokat HAM Yaman Sebut Milisi Houthi Keji, Memaksa Migran Ethiopia ke Kamp dan Membakarnya

Terlepas dari perang saudara yang telah berlangsung selama enam tahun, Yaman tetap menjadi titik transit bagi puluhan ribu migran Afrika yang putus asa.

Mereka ingin mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, pelayan, dan pekerja konstruksi di Arab Saudi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved