Internasional
Milisi Houthi Harus Diminta Pertanggungjawaban Atas Kematian Migran Afrika
Kepala bantuan PBB, Mark Lowcock, Selasa (16/3/2021) mengatakan harus ada pertanggungjawaban yang lebih besar, terutama dari milisi Houthi.
SERAMBINEWS.COM, SANAA - Kepala bantuan PBB, Mark Lowcock, Selasa (16/3/2021) mengatakan harus ada pertanggungjawaban yang lebih besar, terutama dari milisi Houthi.
“Sekitar 15.000 orang telah melarikan diri dari pertempuran sejauh ini," jelasnya.
Lebih dari setengahnya berdesakan di kamp darurat atau situs berbahaya lainnya, katanya.
Jika pertempuran meningkat, puluhan ribu lainnya akan melarikan diri, kemungkinan besar ke kamp-kamp yang sangat kekurangan kapasitas.
"Yaman membutuhkan pertanggungjawaban yang lebih besar untuk semua pelanggaran serius hukum internasional dan hukum hak asasi manusia , termasuk pelanggaran terhadap pengungsi dan migran," harapnya.
Baca juga: Joe Biden Prioritaskan Perdamaian di Yaman, Kutuk Serangan Milisi Houthi ke Arab Saudi
Dia menambahkan Houthi mengancam Marib, tempat yang dia sebut sebagai tempat berlindung langka di Yaman, telah membahayakan nyawa 1 juta orang terlantar.
“Serangan Ansar Allah di Gubernuran Marib terus berlanjut, menempatkan warga sipil, termasuk sekitar satu juta pengungsi internal, dalam bahaya," ujarnya.
Dikatakan, kekuatan tempur di kedua belah pihak telah mengalami kerugian besar.
Baca juga: Kehidupan Kulit Hitam Tidak Penting: Dunia Tetap Bungkam, Houthi Membantai Migran Afrika di Yaman
"Saya melihat laporan mengejutkan tentang anak-anak yang semakin tertarik pada upaya perang dan kehilangan masa depan mereka,” katanya.
Dia mengatakan Sserangan lintas batas juga meningkat secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
"Saya prihatin dengan intensifikasi rudal dan serangan drone, termasuk yang menargetkan infrastruktur sipil dan komersial di Kerajaan Arab Saudi," tambahnya/
Disebutkan, serangan udara terjadi di wilayah kota Sana'a, membahayakan warga sipil di sana juga.
Di Hudaydah, telah terjadi kekerasan berkelanjutan yang meresahkan yang menyebabkan kematian dan luka-luka warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Pemerintah Yaman Tuntut Penyelidikan Internasional Atas Tragedi Migran Afrika Dibakar Hidup-hidup
"Saya bergabung dengan Jenderal Guha, kepala Misi PBB untuk Mendukung Perjanjian Hudaydah, dalam mengutuk serangan yang membahayakan warga sipil," tambahnya.
Lowcock juga menuduh Houthi tidak fleksibel terkait kapal tanker Safer, yang berisi 48 juta galon minyak, tetapi memburuk tanpa perawatan yang tepat.(*)