Berita Aceh Tamiang

Tujuh Anak Mualaf di Aceh Tamiang Terancam Batal Dapatkan Beasiswa Baitul Mal, Ini Penyebabnya

Tujuh anak mualaf di Aceh Tamiang terancam batal mengikuti pendidikan dayah di pesantren melalui program beasiswa Baitul Mal Aceh.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Saifullah
Serambinews.com
Amalan Shalihan, honorer penyuluh agama memberikan pendampingan kepada anak-anal mualaf di Desa Wih Ilang, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Tujuh anak mualaf di Aceh Tamiang terancam batal mengikuti pendidikan dayah di pesantren melalui program beasiswa Baitul Mal Aceh.

Konfirmasi batalnya program beasiswa ini diperoleh saat ketujuh calon santri itu sudah mendaftar dan memenuhi seluruh berkas yang dibutuhkan.

“Yang membuat kita prihatin, mereka sudah mendaftar melalui Baitul Mal Aceh Tamiang. Artinya harapan mereka untuk belajar di pesantren sangat besar,” kata anggota DPRA, Asrizal Asnawi yang mengaku menerima informasi itu dari PMAS Aceh Tamiang, Senin (22/3/2021).

Asrizal menilai, kasus tersebut terjadi diduga akibat miskomunikasi antara pengurus Baitul Mal Aceh dan Aceh Tamiang.

Dia menyatakan, langsung mengonfirmasi ke Ketua Baitul Mal Aceh setelah mendapat laporan dari Ketua Persatuan Mualaf Aceh Sejahtera (PMAS) Aceh Tamiang tentang batalnya program beasiswa ini.

Baca juga: DLK Kembali Uji Kebisingan Mesin di PLTMG Arun 2, Kali Ini 13 Mesin Sekaligus, Hasilnya Tunggu Ini

Baca juga: Sekretaris Komisi Pengawas Bantah Dualisme PNA Sudah Selesai, Kecuali Ada Putusan Pengadilan

Baca juga: Resmikan Pembangunan Masjid, Bupati Akmal Ingatkan Kas Mesjid Harus Kosong

“Baitul Mal menyatakan sudah memberitahukan Baitul Mal Aceh Tamiang kalau tahun ini tidak ada beasiswa mualaf, ternyata oleh kabupaten tidak diteruskan ke PMAS,” ungkapnya.

Terlepas dari persoalan itu, Asrizal berharap, pemerintah memiliki solusi untuk mengakomodir ketujuh anak mualaf itu bisa mendapat beasiswa.

Dia menekankan, ada beberapa faktor yang harus menjadi perhatian pemerintah untuk memberi kesempatan anak mualaf mendalami ilmu agama Islam.

Sedikit digambarkannya, rata-rata anak mualaf ini sudah tidak memiliki ayah dan hidup dengan perekonomian sederhana.

“Mereka memang butuh perhatian pemerintah. Jangan nanti ada yang pindah agama, kita baru sibuk,” ungkapnya.

Baca juga: Remaja Dicambuk 200 Kali di Pidie, Satu Harus Dipapah Hingga Tunjuk Tangan

Baca juga: Nasi Dogang Plus Goreng Lobster, Perpaduan Menu Tradisional dan Modern yang Menggugah Selera

Baca juga: Banyak Petani Tak Masuk RDKK, Wakil Ketua DPRK Abdya Jumpai Anggota DPR-RI

Secara terpisah, Ketua PMAS Aceh Tamiang, Ernida Nababan mengakui, dirinya secara inisiatif mengurus pendaftaran ketujuh anak mualaf ke Baitul Mal Aceh Tamiang.

“Setiap tahun, memang saya bantu anak-anak mualaf masuk pesantren melalui beasiswa Baitul Mal,” beber dia.

“Ketika berkas saya masukkan, tidak ada penolakan dari pengurus Baitul Mal di sini,” ungkap Ernida.
Dia menyebutkan, secara keseluruhan ada 11 anak mualaf yang didaftarkan PMAS.

Namun hanya tujuh orang peserta baru, sedangkan empat lainnya sudah mengikuti pendidikan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved