Internasional
Muslim Rohingya Terus Tertimpa Musibah, Terusir dari Tanah Kelahiran, Tempat Mengungsi Terbakar
Muslim Rohingya asal Myanmar terus tertimpa musibah, bukan hanya di tanah kelahiran, tetapi juga tempat mengungsi.
"Sebuah komite beranggotakan tujuh orang telah dibentuk untuk menyelidiki masalah tersebut," katanya.
Sanjeev Kafley, kepala delegasi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Bangladesh, mengatakan lebih dari 17.000 tempat penampungan hancur dan puluhan ribu orang mengungsi.
Lebih dari seribu staf Palang Merah dan relawan bekerja dengan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan kobaran api, tersebar di empat bagian yang menampung sekitar 124.000 orang, katanya.
Itu mewakili sekitar sepersepuluh dari perkiraan 1 juta pengungsi Rohingya di daerah tersebut, kata Kafley.
"Saya telah berada di Cox's Bazar selama tiga setengah tahun dan belum pernah melihat api seperti itu," katanya kepada Reuters.
"Orang-orang ini telah mengungsi dua kali. Bagi banyak orang, tidak ada yang tersisa," ungkapnya.
Beberapa saksi mata mengatakan pagar kawat berduri di sekitar kamp menjebak banyak orang, melukai beberapa orang dan menyebabkan badan-badan kemanusiaan internasional menyerukan pencabutannya.
Organisasi kemanusiaan Refugees International, yang memperkirakan 50.000 orang telah mengungsi, mengatakan tingkat kerusakan mungkin tidak diketahui.
"Banyak anak hilang, dan beberapa tidak dapat melarikan diri karena kawat berduri dipasang di kamp," katanya dalam sebuah pernyataan.
John Quinley dari Fortify Rights, sebuah organisasi hak asasi yang bekerja dengan Rohingya, mengatakan telah mendengar laporan serupa.
Baca juga: Polisi Myanmar Tahan 41 Orang Etnis Rohingya Kebanyakan Wanita, Berusaha Larikan Diri ke Malaysia
Dia menambahkan pagar telah menghambat distribusi bantuan kemanusiaan dan layanan vital di kamp-kamp di masa lalu.
"Pemerintah harus membongkar pagar dan melindungi pengungsi," kata Quinley.
"Sekarang telah terjadi sejumlah kebakaran besar di kamp-kamp termasuk kebakaran besar pada Januari tahun ini," tambahnya.
Pihak berwenang harus melakukan penyelidikan yang tepat atas penyebab kebakaran tersebut, ujarnya.
Sebagian besar orang di kamp-kamp itu melarikan diri dari Myanmar pada 2017.
Di tengah-tengah penumpasan militer Myanmar terhadap Rohingya yang menurut para penyelidik PBB dieksekusi dengan "niat genosida", tuduhan yang dibantah Myanmar.
Sebagian Muslim Rohingya juga tersebar di berbagai negara Asia lainnya, bahkan sampai ke Aceh dengan perlakuan sangat baik.(*)