Bangsamoro

Bawa Senapan dan Peluncur Granat, 10 Pria Bersenjata Menyerah Kepada Polisi Bangsamoro

Mereka menyerahkan senjata api termasuk satu senapan kaliber 50, tiga peluncur granat, dan dua granat 40 milimeter kepada polisi Bangsamoro.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
PHILSTAR.com / The STAR / John Unson
Andih Anso dan pengikutnya menyerahkan diri kepada Kepolisian Daerah Otonomi Muslim Bangsamoro, di Kota Cotabato, Filipina, Kamis 25 Maret 2021. 

SERAMBINEWS.COM - Setidaknya sepuluh pria bersenjata menyerahkan diri kepada polisi di Daerah Otonomi Muslim Bangsamoro, Filipina, Kamis (26/3/2021).

Andih Anso yang memimpin kelompok tersebut mengatakan, mereka memutuskan untuk menyerah setelah campur tangan pejabat pemerintah otonom Bangsamoro di Filipina selatan, lapor harian lokal Filipina, Phil Star.

Mereka menyerahkan senjata api termasuk satu senapan kaliber 50, tiga peluncur granat, dan dua granat 40 milimeter kepada polisi Bangsamoro.

Anso mengatakan mereka memutuskan untuk menyerah melalui perantaraan dua pejabat Daerah Otonomi Muslim Bangsamoro di Mindanao, yaitu Mayor Polisi. Esmael Madin dan Kolonel Polisi Tom Tuzon, serta petugas provinsi CIDG untuk Zamboanga del Sur, Letnan Polisi Gurun. Cyrus Belarmino.

Mantan pria bersenjata itu berasal dari Parang, sebuah kota pesisir di distrik pertama Maguindanao di mana pemerintah daerah membantu orang-orang bersenjata itu untuk melanjutkan kehidupan normal.

"Mereka tidak memiliki kasus kriminal sehingga tidak ada masalah membantu mereka kembali ke masyarakat arus utama untuk memulai hidup dari awal lagi," kata seorang pejabat polisi.

Anso dan kelompoknya dikatakan sebagai pengikut mantan walikota yang tewas dalam operasi anti-narkotika di Kota Cotabato sekitar tiga tahun lalu.

Baca juga: Ratusan Ribu Muslim Filipina Konvoi, Minta Duterte Perpanjang Masa Transisi Pemerintahan Bangsamoro

Baca juga: Otonomi Bangsamoro Filipina Telah Capai Enam Keuntungan, Kata Negosiator Perdamaian Asal Turki

Rencana Mengakhir Pemberontakan Lokal

Sementara itu, anggota Satgas Bangsamoro untuk Mengakhiri Konflik Bersenjata Lokal (BTF-ELAC) telah menyelesaikan lokakarya untuk mengakhiri pemberontakan di wilayah Bangsamoro.

Dalam lokakarya yang berlangsung dua hari, dari tanggal 24-25 Maret, Anggota BTF-ELAC merumuskan kerangka kerja dan rencana implementasinya kegiatan untuk mengakhiri pemberontakan di wilayah Bangsamoro.

“BTF-ELAC dibentuk melalui Executive Order No. 0010 yang ditandatangani oleh Ketua Menteri Bangsamoro Ahod Ebrahim pada tanggal 30 Oktober 2020,” demikian dilansir website Pemerintahan Bangsamoro (bangsamoro.gov.ph), Jumat (26/3/2021).

Satgas ini diberi mandat untuk menyusun rencana induk tentang bagaimana mengimplementasikan tujuan dari Perintah Eksekutif No. 70 ditandatangani oleh Presiden Rodrigo Duterte, di Daerah Otonomi Muslim Bangsamoro (BARMM).

Perintah Eksekutif ini bertujuan untuk melembagakan pendekatan 'Seluruh Bangsa' sebagai kebijakan pemerintah untuk mencapai perdamaian yang inklusif dan berkelanjutan.

BTF-ELAC diketuai oleh CM Ebrahim yang juga merupakan Menteri Keuangan dan Anggaran serta Manajemen.

Anggotanya termasuk Sekretaris Eksekutif dan Menteri Lingkungan Abdulraof Macacua, Menteri Pendidikan Mohagher Iqbal, Menteri Pemerintah Daerah Naguib Sinarimbo, Menteri Ketertiban Umum Hussein Munoz, Menteri Pekerjaan Umum Eduard Guerra, Menteri Pelayanan Sosial Raissa Jajurie, dan Menteri Pertanian Mohammad Yacob.

Baca juga: Pimpinan MILF Jabat Kepala Menteri Pemerintahan Bangsamoro, Mantan Kombatan Akan Masuk Parlemen

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved