Bangsamoro

Bawa Senapan dan Peluncur Granat, 10 Pria Bersenjata Menyerah Kepada Polisi Bangsamoro

Mereka menyerahkan senjata api termasuk satu senapan kaliber 50, tiga peluncur granat, dan dua granat 40 milimeter kepada polisi Bangsamoro.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
PHILSTAR.com / The STAR / John Unson
Andih Anso dan pengikutnya menyerahkan diri kepada Kepolisian Daerah Otonomi Muslim Bangsamoro, di Kota Cotabato, Filipina, Kamis 25 Maret 2021. 

Gugus tugas tersebut juga terdiri dari Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Bangsamoro, Badan Pembangunan Bangsamoro, Kejaksaan Agung Bangsamoro, Kantor Penerangan Bangsamoro, dan Focal Person dari Angkatan Darat Filipina, Kantor Wilayah Kepolisian-BAR, dan Kantor Kepresidenan. Penasihat Proses Perdamaian.

Satgas tersebut terbagi dalam 12 cluster Lines of Efforts, yaitu: Pemberdayaan Pemerintah Daerah; Keterlibatan Internasional; Kerja Sama Hukum; Komunikasi Strategis; Layanan Dasar; Mata Pencaharian dan Pengentasan Kemiskinan; Manajemen Infrastruktur dan Sumber Daya; Perdamaian, Penegakan Hukum dan Dukungan Pembangunan; Kesadaran Situasi dan Manajemen Pengetahuan; Keterlibatan Perdamaian Lokal; E-CLIP, Program Amnesti, TUGON; dan Unifikasi Sektoral, Peningkatan Kapasitas, Pemberdayaan, dan Mobilisasi.

"Saya senang kita semua ada di sini sehingga kita bisa bekerja sama dalam EO 10 Berbagai kantor memiliki peran dalam menjawab tantangan konflik bersenjata di Bangsamoro," kata Menteri Sinarimbo dari MILG yang memimpin klaster Pemberdayaan Pemerintah Daerah.

Klaster tersebut memastikan bahwa unit pemerintah daerah, lembaga berbasis lokal, dan pemangku kepentingan lainnya memimpin dalam upaya pembangunan perdamaian di tingkat lokal.

“Impian kami, perjanjian damai yang kami tandatangani tanpa implementasinya akan terus berjalan, kami tidak akan bisa menunjukkan hasil yang bisa dibuktikan. Rakyat perlu melihat bahwa ada sesuatu yang terjadi dalam perjanjian damai yang kita tanda tangani, bukan pemerintahan yang kita jalankan,” lanjut Sinarimbo.

Baca juga: Referendum Bangsamoro Filipina: Siapa yang Keluar? Siapa yang Masuk?

MILG juga memimpin E-CLIP, Program Amnesti, cluster TUGON yang bertindak sebagai badan koordinasi pusat yang akan mengawasi upaya reintegrasi bagi anggota Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro (BIFF), Kelompok Maute, Kelompok Abu Sayyaf, serta anggota keluarga dekat mereka.

E-CLIP (Enhanced Comprehensive Local Integration Program) adalah bantuan paket lengkap pemerintah pusat kepada mantan pemberontak, sedangkan TUGON (Tulong mula sa Gobyernong Nagmamalasakit,) adalah intervensi kemanusiaan pemerintah Bangsamoro kepada mantan pemberontak di wilayah tersebut.

Sekretaris Eksekutif Macacua mengatakan di antara upaya penjaga perdamaian pemerintah daerah termasuk "menjadi satu dengan bangsa dalam mengatasi akar penyebab pemberontakan, gangguan internal, dan konflik bersenjata lainnya di wilayah tersebut."

Hal tersebut, kata dia, telah diformalkan melalui pembentukan BTF-ELAC.

“Prestasi kami dalam usaha (lokakarya) ini akan menjadi dasar dari upaya masa depan kami dalam membangun perdamaian,” kata Macacua seperti dikutip Kantor Informasi Bangsamoro.(Anadolu Agency/Serambinews.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved