Luar Negeri
Komandan Tinggi Yaman Tewas saat Bentrok dengan Kelompok Houthi
Seorang komandan tinggi Yaman tewas, Sabtu (27/3/2021) saat terjadi bentrokan dengan kelompok Houthi di Marib Timur, Yaman.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM, YAMAN - Seorang komandan tinggi Yaman tewas, Sabtu (27/3/2021) saat terjadi bentrokan dengan kelompok Houthi di Marib Timur, Yaman.
Menurut laporan kepada Anadolu Agency, Minggu (28/3/2021) mayor jenderal tersebut meninggal pada Jumat (26/3/2021) malam.
"Mayor Jenderal Amin Al-Waeli tewas di front Kassara di Marib itu pada Jumat malam," kata sumber terpercaya pada Anadolu Agency yang tidak ingin disebutkan namanya.
Menurutnya, komandan tersebut tewas saat berada di garis terdepan pertempuran di barat laut Marib.
Kementerian Pertahanan Yaman dan Staf Umum dalam pernyataan mengatakan belangsungkawa dan memuji Al-Waeli untuk warisannya dalam pembangunan dan pengembangan institusi militer.
Selain itu perannya dalam dunia militer yang menghadapi Houthi di Saada, Amran, Marib dan Al-Jawf.
Baca juga: Ribuan Anak-anak Menjadi Korban Perang Yaman, Situasi Semakin Buruk
Baca juga: HUT Ke-60, PT Hutama Karya Bantu Laptop untuk Sekolah di Sekitar Tol Aceh
Diketahui Al-Waeli memimpin Wilayah Militer Keenam yang berpusat di Al-Jawf, timur laut Yaman.
Dalam beberapa pekan terakhir, Houthi telah meningkatkan serangan untuk menguasai provinsi Marib.
Maarib adalah salah satu benteng terpenting dari pemerintah yang sah dan merupakan rumah bagi markas besar Kementerian Pertahanan Yaman.
Pada 13 Februari lalu, tentara Yaman melancarkan operasi skala besar melawan pemberontak Houthi di berbagai wilayah di Marib.
Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi berpihak pada Iran menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.
Koalisi pimpinan Saudi yang bertujuan memulihkan pemerintah Yaman telah memperburuk situasi.
Menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan 233.000 orang tewas, hampir 80% atau sekitar 30 juta membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan, dan lebih dari 13 juta dalam bahaya mati kelaparan, menurut perkiraan PBB.
Baca juga: Negara Teluk Nilai Inisiatif Arab Saudi, Sebagai Keinginan Tulus Mengakhiri Krisis Terburuk di Yaman
Sebelumnya Arab Saudi pada hari Jumat (26/3/2021) mengatakan pihaknya menembak jatuh delapan drone bermuatan bahan peledak atau drone bom.
Drone bermuatan peledak itu diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi Yaman, media lokal melaporkan.
Melansir dari Anadolu Agency, Jumat (26/3/2021) Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menjelaskan kejadian.
"Pasukan Pertahanan Udara Kerajaan Saudi dan Angkatan Udara Kerajaan Saudi mampu mencegat dan menghancurkan delapan pesawat tak berawak [jebakan] yang diluncurkan oleh milisi Houthi menuju Kerajaan.
"Drone demikian melanggar hukum internasional dan humaniter," lapor media resmi Saudi Press Agency (SPA) mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Baca juga: PM Yaman Kunjungi Arab Saudi, Bahas Perjanjian Riyadh dan Krisis Ekonomi
Kementerian itu juga menyatakan bahwa kelompok Houthi meluncurkan tiga rudal balistik ke Arab Saudi.
Salah satunya mendarat di provinsi Al-Jawf Yaman dan dua lainnya mendarat di dua daerah perbatasan yang tidak berpenghuni.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Saudi mengatakan serangan ini tidak hanya menargetkan Kerajaan, tetapi juga pusat saraf ekonomi global.
Serta menganggu keamanan ekspor minyak bumi, stabilitas pasokan minyak dan kebebasan navigasi dan perdagangan internasional.
Pagi Jumat, Riyadh mengumumkan kebakaran terjadi di fasilitas minyak setelah ditargetkan dengan proyektil di wilayah selatan Jizan.
Tidak ada korban yang dilaporkan dalam serangan itu.
Baca juga: Pasukan Yaman Tangkap 23 Milisi Houthi Dalam Pertempuran Sengit di Hajjah
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat pagi, kelompok Houthi Yaman mengumumkan penargetan dengan 18 drone dan delapan rudal balistik.
Situs-situs penting di Arab Saudi termasuk sejumlah lokasi perusahaan minyak Aramco dan pangkalan udara King Abdulaziz di Dammam.
Awal pekan ini, Arab Saudi mengusulkan gencatan senjata yang diawasi PBB antara pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan pemberontak Houthi, yang didukung oleh Iran.
Pembukaan kembali Bandara Internasional Sana'a dan dimulainya negosiasi.
Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sana'a.
Koalisi yang dipimpin Saudi yang bertujuan memulihkan pemerintah Yaman memperburuk situasi.
Menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan 30 juta orang merupakan 80% dari populasi yang membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: BERITA POPULER - Menantu Mandi 5 Kali Sehari, Abrip Asep 12 Tahun di RSJ hingga Tsunami di Jepang
Baca juga: BERITA POPULER - Anak Tukang Parkir Dijemput Kapolda Aceh, Penjual Chip Diciduk, Hingga Kisah Tara
Baca juga: BERITA POPULER - Daftar Gaji TNI AD, 2 Pria Aceh Ditangkap di Kualanmu hingga Ritual Mandi Telanjang