Sejarah Aceh
Berziarah ke Makam Putroe Tsani di Reubee Pidie, Sejarawan: Seperti Bukan Makam Permaisuri Raja
Kompleks makam Putroe Tsani ini berada sekitar 1 kilometer dari jalan Reubee – Padang Tiji, atau berjarak sekitar 8 kilometer arah barat Kota Sigli.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
“Kompleks ini harusnya dilengkapi dengan beberapa benda dan literasi yang menceritakan tentang peran Putroe Tsani dan ayahnya Tgk Chik Direubee, serta masyarakat Reubee pada masa Kerajaan Aceh,” ujar Husaini Ibrahim.
Bila perlu, kata Husaini, dibangun sebuah museum mini yang menyimpan beberapa rujukan terkait Putroe Tsani.
“Setelah dilengkapi fasilitasi, maka perlu dilakukan upaya agar ada kunjungan-kunjungan mahasiswa dan siswa ke situs ini, agar mereka kenal sejarah Aceh yang gemilang,” ujarnya.
“Sehingga generasi Aceh tidak kehilangan identitas,” lanjut penulis buku “Awal Masuknya Islam ke Aceh, Analisis Arkeologi dan Sumbangannya pada Nusantara” ini.
Tonton video kondisi makam Putroe Tsani dan pendapat Dr Husaini Ibrahim MA di bawah ini.
Baca juga: Melihat Makam Putroe Tsani, Permaisuri Sultan Iskandar Muda, Kondisinya Menyedihkan
Baca juga: VIDEO Dihiasi dengan Kaligrafi, Batu Nisan Putroe Balee Pidie Disebut Dijadikan Batu Asah
Daerah Istimewa pada Masa Kerajaan Aceh
Dr Husaini Ibrahim MA yang juga Kepala Laboratorium Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah, memberikan penjelasan tentang kenapa Putroe Tsani dimakamkan di Reubee yang berada Pedalaman Pidie, bukannya di pusat Kerajaan Aceh di Banda Aceh.
Dr Husaini berpendapat, di antara argumen kenapa Putroe Tsani dimakamkan di Reubee, Kabupaten Pidie, adalah karena itu adalah kampung halaman ayahnya, Maharaja Lela Daeng Mansur yang lebih dikenal dengan nama Tgk Chik Direubee, salah satu ulama berpengaruh pada masa Kesultanan Aceh.
Alasan lainnya, Reubee pada masa lalu adalah salah satu daerah istimewa pada masa Kesultanan Aceh Darussalam.
Di Reubee inilah, Iskandar Muda menghabiskan masa remajanya untuk menimba ilmu pengetahuan dan agama pada Tgk Chik Direubee.
Maka tidak mengherankan jika di Reubee terdapat beberapa nama kawasan yang mirip dengan kawasan di Kutaraja yang menjadi pusat Kerajaan Aceh Darussalam.
Seperti Lampoh Pande yang merupakan tempat menuntut ilmu agama dan Jurong Kandang yang menjadi areal pemakaman.
Tidak jauh dari Lampoh Pande, terdapat satu situs peninggalan Kerajaan Aceh, yakni rumah Teungku Raja Husain di Gampong Neulop Reubee.
Lalu di Meunasah Raya Reubee terdapat makam Tgk Chik Direubee yang merupakan ayahanda dari Putroe Tsani.
Dua peninggalan Tgk Chik Direubee, yakni tongkat dan Alquran saat ini masih disimpan oleh salah satu keturunannya, Hamidah yang juga adik dari pengusaha nasional asal Aceh, almarhum H Ibrahim Risyad.
Baca juga: Kisah Kamariah Penjaga Makam Putroe Neng yang Tujuh Tahun tak Bergaji (3-Habis)