Breaking News

Soal Bom Bunuh Diri di Makassar, Abdullah Hehamahua Sebut Hanya Sebagai Pengalih Perhatian

Abdullah menyebut temuan atribut FPI di kediaman terduga teroris, hanyalah upaya rekayasa untuk mengalihkan perhatian terhadap kematian 6 anggota FPI.

Editor: Amirullah
WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO
Abdullah Hehamahua 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Abdullah Hehamahua menyebutkan kasus bom bunuh diri di Makassae hanya pengalih perhatian terhadap kasus meninggalnya 6 anggota FPI/

 Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam anggota FPI menilai, temuan atribut Front Pembela Islam saat Densus 88 Antiteror Polri menggerebek terduga teroris di Jakarta dan Bekasi, adalah operasi intelijen.

Hal itu disampaikan tokoh TP3 Abdullah Hehamahua kepada wartawan, usai beraudiensi dengan Fraksi PKS DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/3/2021).

"Semua itu adalah operasi intelijen," kata Abdullah.

Abdullah Hehamahua
Abdullah Hehamahua (WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO)

Abdullah menyebut temuan atribut FPI di kediaman terduga teroris, hanyalah upaya rekayasa untuk mengalihkan perhatian terhadap kematian 6 anggota FPI.

Baca juga: BREAKING NEWS –  Sembilan Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur Diringkus, 1 Buron

Baca juga: Tinggalkan Politik, Mantan Panglima Inong Balee Fokus Bisnis Masakan, Omset Capai 20 Juta Per Hari

"Itu adalah operasi intelijen untuk mengalihkan perhatian terhadap TP3, mengalihkan perhatian terhadap HRS (Rizieq Shihab), maka ada bom."

"Coba anda perhatikan bom pagi, siang ditangkap."

"6 orang dibunuh (anggota FPI) sudah berapa bulan tidak tahu siapa pembunuhnya. Itu bukti operasi intelijen," ujarnya.

Abdullah mengklaim pihaknya sudah paham cara-cara intelijen beroperasi sejak zaman Orde Baru (Orba).

Menurutnya, hal-hal mengenai operasi intelijen itu secara gamblang telah diulas dalam sebuah buku karya Busyro Muqoddas.

"Kita sudah tahu itulah dari zaman masih Orba sampai sekarang."

Baca juga: Wanita Ini Punya Jenggot sejak Usia 15 Tahun, Tak Mau Mencukur meski Dilecehkan

"Kalau anda mau yakin, baca disertasi Dr Busyro Muqoddas tentang operasi Intelijen," tuturnya.

Marwan Batubara, juga anggota TP3, menyatakan tidak akan mengambil pusing soal temuan atribut FPI di kediaman terduga teroris di Jakarta dan Bekasi.

"Saya kira kita tidak terlalu ambil pusing dengan itu, karena kita tahu itu bagian dari rekayasa," cetusnya.

Marwan memilih fokus pada upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM berat, dalam hal ini tewasnya 6 anggota FPI di KM 50 Tol Cikampek.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved