Kupi Beungoh
Mengenang 8 Tahun Meninggalnya "Gam Cantoi"
Saya ingin mengenang Gam Cantoi seperti katak yang menanti hujan; penuh kerinduan.
Sampai suatu ketika, Gam Cantoi tak lagi menyapa di rubrik spesialnya.
Rupanya sang pengarang, M Sampe Edward, sedang mendapat perawatan atas penyakit yang menderanya. Sejak saat itu, Gam Cantoi tidak pernah muncul lagi.
8 tahun lalu, tepat pada 30 Maret 2013 sosok di balik kebesaran nama Gam Cantoi itu berpulang.
M Sampe Edward meninggal dunia karena penyakit akut yang menggerogoti tubuhnya.
Sejak saat itu pula, Gam Cantoi tidak akan pernah hadir lagi. Ia juga ikut berpulang bersama dengan kepergian sang pengarangnya.
Beberapa hari menjelang kepergiannya, M. Sampe Edward sempat melawan rasa sakitnya. Ia meminta kertas dan pensil kepada istrinya.
Kertas dan pensil itu ia gunakan untuk melukis Gam Cantoi (Serambi Indonesia 31/3/2013). Mungkin untuk melepas kerinduan kepada sosok yang telah menyatu dengan dirinya.
Bagaimana pun M. Sampe Edward telah berhasil mencuri hati rakyat Aceh dengan kartun legendarisnya.
Ia telah memilih seni sebagai jalan untuk mengekspresikan kritik dan sindirannya. Jalan yang ia yakini dapat membuka mata hati untuk perubahan yang lebih baik.
Maka dari itu, untuk mengenang Gam Cantoi mari sejenak kita tundukkan hati dan kepala, kita kirimkan seuntai do’a, untuk ia yang telah tiada, M. Sampe Edward kebanggaan kita!
Gam Cantoi Itu Pulang...
Seperti diberitakan Harian Serambi Indonesia edisi Minggu, 31 Maret 2013.
JAUH dari kesan humoris dan lucu. Melainkan kelihatan serius dan bersungguh-sungguh.
Itulah sosok Muhammad Sampe Edward Sipahutar, figur sentral dari tokoh Gam Cantoi, kartun yang diterbitkan Harian Serambi Indonsia sejak 1989.
Kini, Gam Cantoi dari buah tangan Sampe takkan muncul lagi dan tidak bisa lagi mengisi halaman Serambi.