Teror di Mabes Polri
Budiman Sudjatmiko Bikin Perbandingan Ngaji Dulu dengan Ngaji Kini : Tidak Ada Guru yang Aneh-aneh
Budiman Sudjatmiko menyorot aksi teror yang menghebohkan Tanah Air bahkan dunia internasional dalam beberapa hari ini.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM - Budiman Sudjatmiko menyorot aksi teror yang menghebohkan Tanah Air bahkan dunia internasional dalam beberapa hari ini.
Melalui akun Twitter @budimandjatmiko, ia menulis pandangan mengenai perbedaan mengaji zaman dulu dengan pengajian kini, Kamis (1/4/2021).
"Di kampung & keluarga saya sering pengajian. Tp kok gak ada sekalipun yg ekstrim kudengar? Juga di sekitar orang2 terdekat saya. Jadi yg moderat jauh lebih banyak, so kenapa harus susah2 cari guru ngaji ekstrim yg menyuruhmu bunuh diri u/ menunjukkan taat?
"Gini ya...jangan bilang keluarga saya Islamnya gak kafah krn tdk pro khilafah. Jauh sebelum hijab jd mode spt sekarang, ibu saya sdh berhijab sejak 1980an..Juga kedua adik perempian saya berhijab saat kuliah di Unpad & IPB (BUKAN kampus jelek)
"Pengajian hampir tiap minggu di masjid sendiri di halaman belakang rumah. Tak ada tuh guru ngajinya ngajak yg aneh2. Juga masjid2 di sekitar rumah. Jadi Muslim tak sama dgn harus jd ekstrim," tweetnya.
Baca juga: Teror Mabes Polri, Kapolri Sebut Lone Wolf, IPW Bilang Mirip Strategi GAM dengan Pasukan Inong Balee
Sebelumnya, @budimandjatmiko juga mengomentari terkait surat wasiat dari pelaku teror di Mabes Polri.
@budimandjatmiko memberikan pandangan, dengan membuat thread Twitter.
"Sebuah surat wasiat yg menggambarkan kepadatan & kepekatan pikiran di usia muda. Sangat menyintai & membenci utk hal2 yg tak diketahui. Cara berpikirnya sederhana, juga kesimpulannya: dia harus mati bersama yg dibencinya. Karena yakin akan dpt surga.
"Jika isi surat itu menggambarkan cara berpikir sebagian generasi muda kita, ya memang harus "bongkar mesin" nih bangsa kita...
Jangan sampai bonus demografi tapi defisit substansi.
"Kejadian teror beberapa hari ini mengejutkan kita bukan karena kekerasannya tapi setelah mengetahui kenyataan pelakunya anak2 muda.
Saya jd kaget jgn2 kita selama ini kecurian sebuah generasi tanpa kita sadar.
Baca juga: Kapolri Sebut Aksi ZA Terduga Teroris yang Serang Mabes Polri adalah Lone Wolf, Apa Itu?
"Cara berpikirnya (tercermin dr surat wasiat itu) sungguh sederhana. Begini alur pikirnya teroris remaja ini:
"Aku lebih tahu kebenaran dr kalian tp kubuktikan hanya setelah kutinggalkan tempat palsu ini. Dan aku harus mendahului kalian krn aku yg menyiapkan segalanya saat kalian tiba. Sementara kita berpisah, kalian harus kurangi kepalsuan spy kalian layak kujemput.
"Teroris remaja ini tak merasa berniat buruk. Dia merasa sangat mulia bahkan. Masalahnya adalah dia betul2 menutup mata hati & nalarnya....
Siapa saja sih yg memelihara jejaring kebodohan maut ini?
Tugas negara membongkar & meringkus tengkuknya!.
"Di bagian akhir surat wasiat, teroris remaja ini menegaskan ideologi politiknya..Kalimat2 yg juga berseliweran di media2 sosial ttg haramnya demokrasi & Pancasila. Masalahnya bukan cuma kekerasan tp juga ide di balik kekerasan & ancaman 1 generasi yg hilang!.
Baca juga: Isi Lengkap Surat Wasiat Penyerang Mabes Polri, Manta Maaf pada Orangtua dan Ingatkan soal Agama
Surat wasiat yang tersebar luas di media sosial tersebut berisi mengenai alasan sampai pesan pelaku melakukan tindakan yang tergolong nekat tersebut.