Breaking News

Berita Aceh Besar

1 KK Korban Tanah Amblas Masih Mengungsi, Begini Kondisi Terkini di Gampong Lamkleng Aceh Besar

Mereka masih tinggal di bawah tenda, karena rumah permanennya tak mungkin lagi ditempati.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/YARMEN DINAMIKA
Sekitar 40 anak usia PAUD, TD, dan SD di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, ikut lomba mewarnai yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh. Lomba tersebut berlangsung di bawah tenda yang diikuti anak-anak pengungsi dengan penuh antusias. 

Mereka masih tinggal di bawah tenda, karena rumah permanennya tak mungkin lagi ditempati.

Laporan Yarmen Dinamika | Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Satu kepala keluarga (KK) korban tanah amblas di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, hingga kini masih mengungsi. 

Munzir (35), tokoh pemuda setempat menyampaikan hal ini ketika dihubungi Serambinews.com via telepon dari Banda Aceh, Sabtu (3/4/2021) siang.

Tenaga Administrasi Komputer di SMP Negeri 1 Kuta Cot Glie ini juga mengatakan jumlah pengungsi di desa itu kini jauh berkurang. Hanya tinggal satu keluarga lagi.

Mereka masih tinggal di bawah tenda, karena rumah permanennya tak mungkin lagi ditempati.

Dapur dan toiletnya sebagian sudah menggantung karena tanah di bawahnya terus amblas. Demikian pula septic tank, pondok, dan rumpun pohon pisang di belakang rumah tersebut.

Baca juga: Terus Amblas, Kedalaman Tanah Longsor di Gampong Lamkleng, Kuta Cot Glie Capai 7 Meter

Akibat diguyur hujan deras dalam dua malam terakhir, permukaan tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, terus menurun. Pagi ini, Sabtu (3/4/2021) titik terdalam tanah amblas sudah mencapai 7 meter, lebar 250, dan panjangnya sekitar 200 meter. Menjelang puasa Ramadhan, masih ada 1 KK di desa itu yang mengungsi.
Akibat diguyur hujan deras dalam dua malam terakhir, permukaan tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, terus menurun. Pagi ini, Sabtu (3/4/2021) titik terdalam tanah amblas sudah mencapai 7 meter, lebar 250, dan panjangnya sekitar 200 meter. Menjelang puasa Ramadhan, masih ada 1 KK di desa itu yang mengungsi. (For Serambinnews.com)

Munzir mengatakan dalam peristiwa terbaru tiga hari lalu, sebatang pohon besar, yakni pohon ceubrek di permukiman warga juga tumbang. Sebelumnya pohon asam jawa dan pohon hagu yang tumbang.

Di lokasi pohon yang bertumbangan itu terdapat belasan makam tua dan makam baru. Beberapa di antaranya kini tenggelam, tapi kerangka di dalamnya belum terlihat dari luar.

Ceruk atau bidang gelincir yang selama ini turun, kini tambah turun, itulah yang titik terdalamnya menpacai 7 meter. Panjangnya bertambah sedikit, dari sebelumnya sekitar 150 meter kita sudah menjadi 200 meter.

Penambahan rekahan yang signifikan justru terjadi di sebelah selatan desa itu, tepatnya arah ke sungai. Di lokasi itu bukan saja rekahannya bertambah banyak dan lebar, dari bawahnya juga keluar air tanah.

Saat hujan deras mengguyur, kata Munzir, di ceruk yang amblas bertahap sejak 10 Januari lalu itu kini terperangkap air hujan sehingga membentuk seperti kolam dangkal.

Airnya mengalir deras ke arah sungai bila hujan lebat dan kering saat kemarau.

Baca juga: VIDEO Tanah Amblas di Lamkleng Masih Mengeluarkan Air dan Lumpur

Akibat diguyur hujan deras dalam dua malam terakhir, permukaan tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, terus menurun. Pagi ini, Sabtu (3/4/2021) titik terdalam tanah amblas sudah mencapai 7 meter, lebar 250, dan panjangnya sekitar 200 meter. Menjelang puasa Ramadhan, masih ada 1 KK di desa itu yang mengungsi.
Akibat diguyur hujan deras dalam dua malam terakhir, permukaan tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, terus menurun. Pagi ini, Sabtu (3/4/2021) titik terdalam tanah amblas sudah mencapai 7 meter, lebar 250, dan panjangnya sekitar 200 meter. Menjelang puasa Ramadhan, masih ada 1 KK di desa itu yang mengungsi. (For Serambinews.com)

Dalam suasana kemarau para pengungsi umumnya meninggalkan tenda dan kembali ke rumah.

"Tapi bila malam turun hujan lebat, warga kembali ke tenda untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan," kata Munzir.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved