Biaya Bikin Bom dari Uang Infaq, Incar Pom Bensin Pertamina dan Pipa Gas Pangalengan

Nabil menjelaskan dirinya pernah diperlihatkan sebuah video uji coba pembakaran bahan peledak oleh terduga teroris lainnya bernama Bambang Setiono.

AFP/Dasril Roszandi
Polisi menurunkan jenazah terduga teroris yang menyerang Mabes Polri dari mobil ambulans untuk dibawa ke RS Umum Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto, Jakarta Timur, Rabu (31/3/2021). AFP/Dasril Roszandi 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Para terduga teroris yang dicokok Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri satu per satu buka suara terkait keterlibatan mereka dalam aksi terorisme yang terjadi belakangan.

Setelah Husein Hasny, Ahmad Junaedi, Bambang Setiono, Wiloso Jati, dan Zulaimi Agus, kini giliran terduga teroris Andriawan alias Maliq yang memberikan pengakuannya.

Dalam rekaman video yang tersebar di kalangan awak media, Senin (5/4/2021) kemarin, Maliq mengaku dirinya sempat bertugas sebagai bendahara untuk mengumpulkan dana melalui infaq.

"Saya dijadikan bendahara untuk mengumpulkan infaq dan sodaqoh dari majelis Yasin Walatif," kata Maliq.

Maliq menyampaikan uang infaq tersebut kemudian digunakan untuk membeli bahan baku bom aseton peroksida (TATP).

Baca juga: Turki Alami Inflasi Sampai 16 Persen, Jadi Tantangan Gubernur Bank Sentral Baru

Baca juga: Kabupaten Aceh Malaka Tinggal Tunggu ‘Kran’ Dibuka Pemerintah Pusat

Baca juga: Rapat Ban Sigom Donya Jebolan Tripoli & Eks Panglima GAM Digelar Tertutup, HP Dilarang Bawa Masuk 

Maliq menuturkan dirinya membeli bahan baku pembuatan bom atas perintah Habib Husein Hasni dan Zulaimi Agus.

"Uang infaq tersebut saya gunakan untuk membeli aseton atas perintah Habib Husein dan Zulaimi Agus. Saya diperintahkan untuk membeli 15 liter aseton atau 3 dirigen untuk bahan pembuatan bom," kata Maliq.

Tak hanya itu, Maliq juga menyatakan pernah diminta membeli remot yang dapat memicu peledak bom. Selain itu, Maliq juga pernah diajarkan cara membuat bom.

"Saya disuruh Zulaimi Agus membeli remot sebagai pemicu bahan peledak. Saya pernah diajarkan tata cara membuat bom oleh Zulaimi Agus di rumah Habib Husein, tapi hingga saat ini saya belum bisa membuat bom," ungkap dia.

Selain terlibat mengumpulkan dana dan membeli bahan baku pembuatan bom, Maliq juga mengaku mengetahui perencanaan pembelian air keras yang bakal digunakan saat aksi demonstrasi.

Baca juga: Pendapatan Oman dari Minyak Turun Sampai 35 Persen

Baca juga: Cerita dari Kediaman Pelaku Teror Zakiah Aini, Kini Tak Ada Lagi yang Jaga Warung Orang Tuanya

Baca juga: Undang-Undang Disahkan, Vladimir Putin Bisa Mencalonkan Diri Sebagai Presiden Rusia Lagi

"Saya mengetahui Habib Husein dan tim sudah membeli air keras yang akan digunakan pada saat ada demonstrasi," terangnya.

Di sisi lain, Maliq pun mengakui dirinya sebagai simpatisan FPI dan Habib Rizieq Shihab sejak awal tahun 2021.

"Saya atas nama Andriawan alias Maliq, saya sebagai simpatisan FPI atau HRS. Saya tergabung dalam grup Yasin Walatif sejak penembakan 6 laskar FPI dan penangkapan HRS FPI pada bulan Januari 2021," ujarnya.

"Saya ikut ke rumah Haji Popon mengisi ilmu kebal agar tidak sakit untuk persiapan demonstrasi. Demikian pernyataan yang saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan darimanapun," tukas dia.

Selain Maliq, terduga teroris Nabil Aljufri juga ikut memberikan pengakuannya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved