Berita Aceh Tengah
Jelang Bulan Puasa, Warga Blang Mancung Mulai Produksi Buah Kolang-Kaling
namun sejumlah warga di Kabupaten Aceh Tengah, telah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk menyambut bulan puasa buah produksi buah kolangkaling
Penulis: Mahyadi | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Meski Bulan Ramadhan 1442 Hijriah masih sepekan lagi, namun sejumlah warga di Kabupaten Aceh Tengah, telah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk menyambut bulan puasa.
Seperti yang dilakukan Nurahmin, salah seorang warga Kampung Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh.
Baginya, bulan puasa menjadi momen untuk menambah rezeki, selain sehari-hari berprofesi sebagai petani kopi.
Setiap menjelang bulan puasa, Nurahmin, keluar masuk hutan mencari buah enau (aren) untuk dijadikan kolang-kaling.
Baca juga: Kisah Janda Miskin di Aceh Tengah, tak Lagi Tinggal di Rumah Reot, Rusiah Sumringah Sambut Ramadhan
Bahkan, sepekan menjelang Ramadhan, buah aren sudah diproses menjadi kolang-kaling yang akan dijual saat bulan puasa.
Kolang-kaling merupakan buah yang laris dijual saat bulan puasa untuk dijadikan makanan berbuka.
“Biasa, selama sebulan buah kolang kaling bisa laku 70 hingga 80 kaleng.
Dijual ke Kota Takengon dan di kampung-kampung,” kata Nurahmin kepada Serambinews.com, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Selama Malam Ramadhan, Warkop di Banda Aceh Diizinkan Buka Mulai Pukul 21:30 WIB
Dalam sehari, sebutnya, ia bisa memproduksi sekitar 10 kaleng buah kolang kaling dalam sehari.
Sedangkan bahan baku buah aren, dikumpulkan dari kawasan hutan serta di beberapa area kebun milik warga setempat.
Baca juga: Perkara Jarimah Zina di Lhokseumawe, 4 Terpidana Masing-masing Dicambuk 100 Kali
“Kalau nyari buah aren ke hutan, harus bawa kawan juga, nggak pergi sendiri,” sebutnya.
Usaha produksi buah kolang-kaling yang dilakukan Nurahmin, juga memberikan dampak bagi warga lain yang ada di Kampung Blang Mancung.
Pasalnya, untuk mempercepat proses produksi Nurahmin membutuhkan tenaga kerja.
“Kadang-kadang, pekerja bisa sampai 10 orang untuk mencongkel buah kolang kaling,” ungkap Nurahmin.
Nurahmin menuturkan, upah mencongkel buah kolang kaling perkilonya sebesar Rp 2 ribu.
Baca juga: Udah Sedia Hadiah Rp 75 Juta, Tapi Istrinya belum Pulang, Suami: Anak Kita Butuh Kasih Sayang Ibu
Setiap pekerja, menyelesaikan minimal 10 kilo dalam sehari. “Itupun tergantung stok buah aren. Kalau lagi banyak, pekerjanya juga ramai,” tuturnya.
Sedangkan untuk harga buah kolang-kaling dijual ke agen pengecer perkilonya dihargai sebesar Rp 15 ribu.
“Biasa, kita tolak ke pengecer sekilonya Rp 15 ribu. Sudah pasti, mereka jual bisa lebih mahal. Itupun hanya cukup untuk pasar Takengon saja,” ucapnya.
Baca juga: Untuk Wanita Usia 40 Tahun ke Atas, Begini 8 Cara Menurunkan Berat Badan
Nurahmin menggeluti usaha produksi buah kolang-kaling sudah selama lima tahun terakhir.
Itupun dia lakukan pada saat bulan puasa. Proses produksi buah kolang-kaling tidak terlalu sulit.
Caranya, buah aren yang baru dipetik direbus selama dua jam.
Setelah proses perebusan, pangkal buah aren dipotong untuk mempermudah mengeluarkan buah kolang-kaling dari kulitnya. (*)
Baca juga: Asam Lambung Naik, Ini 4 Pertolongan Pertama Untuk Meredakannya