Breaking News

Para Pengemis Diduga Dikoordinir

Pengemis serta para pencari sumbangan dari warung ke warung atau door to door di Kota Banda Aceh disinyalir terkoordinir

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Para Pengemis Diduga Dikoordinir
For Serambinews.com
Muhammad Hidayat, Kasatpol PP dan WH Kota Banda Aceh

BANDA ACEH - Pengemis serta para pencari sumbangan dari warung ke warung atau door to door di Kota Banda Aceh disinyalir terkoordinir. Artinya, para pencari sumbangan tersebut ada yang menggendalikan dan sudah tak sebatas memenuhi kebutuhannya sehari-hari, melainkan sudah menjadi profesi dan ketergantungan, sehingga tetap turun ke jalan dan menyusuri dari satu warung ke warung lainnya dengan menjadi peminta-minta.

Meski, mereka sudah sering keluar masuk dari Rumah Singgah Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banda Aceh di Lamjabat, baik itu diamankan petugas Dinsos Kota maupun Satpol PP. Namun, watak pemalas yang sudah terbentuk, sehingga merasa sudah nyaman dengan keadaan menjadi pengemis yang dilatarbelakangi faktor mudah mendapatkan uang dari belas kasihan masyarakat dan pengguna jalan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sosial Kota Banda Aceh, M Hidayat SSos didampingi Kabid Rehabilitasi Sosial, TM Syukri SSos MAP, kepada Serambi, Selasa (6/4/2021).

Menurutnya, tidak sedikit dari para pengemis yang selama ini beraktivitas di persimpangan dan traffic light dalam Kota Banda Aceh menggunakan jasa antar-jemput becak motor. Hal itu menunjukkan indikasi mereka terkoordinir, karena dari hasil mengemis tersebut dibagi tigas dengan joki (orang yang membawa) serta penarik becak, kata Ampon Syukri, sapaan akrab untuk TM Syukri.

Bahkan, dari assessment yang dilakukan petugas dinsos dari pengemis dan pencari sumbangan yang terjaring razia, mereka mengaku ada yang sengaja menyediakan kotak amal dengan mencatut nama pesantren tertentu di wilayah timur Aceh dan barat selatan.

Tapi, setelah petugas melakukan penelusuran, di samping banyak ditemukan tidak nama pesantrennya, para pencari sumbangan itu juga bukan berasal dari daerah dimaksud.

Beberapa hari lalu, lanjut Ampon Syukri, ada dua oknum santri yang diamankan petugas Satpol PP Banda Aceh. Keduanya meminta sumbangan atas nama pesantren di Aceh Selatan. Namun, setelah terjadi kedua anak-anak itu berasal dari Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.

"Ketika kita assessment terungkap bahwa sumbangan yang mereka cari itu untuk kepentingan pribadi dan sebagiannya akan mereka bagi untuk pemberi kotak sumbangan yang sudah di-laminating atas nama pesantren tersebut," sebutnya.

Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Banda Aceh, TM Syukri SSos MAP juga mengimbau masyarakat dan pengguna jalan tidak terkecoh dengan tampilan luar. Karena tidak sedikit  orang-orang yang mengatasnamakan santri dan mencari sumbangan untuk pesantren. Namun, setelah terjaring dan dimintai keterangan, semuanya terungkap.  Belum lagi ada yang menyebar amplop berstempel basah dan bertuliskan berbagai hal yang bisa menggugah masyarakat.

"Jadi, jangan terpedaya dengan casing dan tampilan mereka gunakan kain sarung, baju santri dan peci. Karena itu bagian modus untuk menunjukkan seolah-olah oknum tersebut adalah santri dayah. Tapi, begitu akan ditangkap mereka langsung kabur dan itu menunjukkan indikasi mereka tahu perbuatan itu salah," pungkas TM Syukri.(mir)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved