Internasional
Pengungsi Myanmar Bangun Kamp Rahasia di Perbatasan India, Khawatirkan Dideportasi
Ratusan orang yang tampak cemas memenuhi ruangan yang lembab, beberapa memutar lagu daerah di ponsel, yang lain duduk diam dalam kegelapan.
Seratus pengungsi diduga dideportasi dari desa perbatasan India, Farkawn, pada akhir Maret 2021.
“Jika kami menerima petunjuk tentara Angkatan Darat India sudah dekat, maka kami mengunci diri, mematikan lampu, dan menahan suara," ujarnya.
"Sejauh ini, hal ini baru terjadi beberapa kali tetapi kami beruntung,” kata perwakilan LSM tersebut.
Kyi mengatakan dia takut akan nyawanya jika dia dikembalikan ke Myanmar, saat dia menunjukkan ke Sunday Telegraph pada Minggu (11/4/2021), di sekitar kondisi kehidupan kamp yang putus asa.
Lokasi kamp dan rincian identitas apa pun telah dirahasiakan untuk mencegah kelompok tersebut ditemukan.
Secara resmi, New Delhi telah berjanji akan memberikan kesucian bagi para pengungsi Myanmar.
Namun, pejabat dari Mizoram mengatakan kepada media India mereka masih belum menerima bantuan apapun dari Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di negara itu.
Meskipun telah meminta dukungan tiga minggu lalu.
Secara tidak resmi, diketahui BJP tidak ingin menyambut para pengungsi.
Sebuah memo bocor dari negara bagian perbatasan Manipur menginstruksikan pihak berwenang di sana untuk melarang organisasi lokal menawarkan makanan atau tempat tinggal.
New Delhi mengkhawatirkan gelombang besar saat berjuang menahan epidemi Covid-19 yang tumbuh paling cepat di dunia.
Juga ingin menghindari gangguan pada rezim baru Myanmar, yang sudah menikmati hubungan dekat dengan China.
Di kamp pengungsi, termasuk beberapa bayi yang baru lahir, tinggal di dua lantai, berdesakan rapat dan hanya berbagi dua toilet.
Baca juga: Pasukan Myanmar Memang Biadab, Dalam Sehari Tembak Mati 82 Warganya Sendiri
Mereka tidak dapat keluar rumah karena takut akan kemungkinan bertemu dengan tentara India.
Kamp tersebut mengalami kelangkaan air yang parah, menurut perwakilan LSM, dengan penduduk hanya diberi satu ember sehari untuk minum dan mencuci.