Ramadhan 2021
Tradisi Meugang (Makmeugang) Sebelum Puasa bagi Masyarakat Aceh, Dilakukan Sampai di Australia
agi masyarakat Aceh, ataupun mereka yang berasal maupun keturunan dari Aceh, istilah makmeugang atau meugang sebelum puasa bukan hal asing.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Zaenal
Ali Hasjimy menyebutkan bahwa tradisi ini sudah dimulai sejak masa kerajaan Aceh Darussalam.
Tradisi meugang ini dilaksanakan oleh kerajaan di istana yang dihadiri oleh para sultan, menteri, para pembesar kerajaan serta ulama.
Pada hari itu, raja memerintahkan kepada balai fakir yaitu badan yang menangani fakir miskin dan dhuafa untuk membagikan daging, pakaian dan beras kepada fakir miskin dan dhuafa.
Semua biayanya ditanggung oleh bendahara Silatu Rahim, yaitu lembaga yang menangani hubungan negara dan rakyat di kerajaan Aceh Darussalam.
Denys Lombard dalam bukunya “Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda” menyebutkan adanya upacara meugang di Kerajaan Aceh Darussalam, bahkan menurutnya, disana ada semacam peletakan karangan bunga di makam para sultan.
Ada yang menyebutkan bahwa perayaan meugang ini dilaksanakan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai wujud rasa syukur raja menyambut datangnya bulan Ramadhan, sehingga dipotonglah lembu atau kerbau, kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada rakyat.
Setelah perang dan masuk penjajah Belanda, tradisi tersebut juga masih dilakukan yang dikoordinir oleh para hulubalang sebagai penguasa wilayah.
Baca juga: VIDEO Masak Kuah Beulangong di Masjid Haji Keuchik Leumiek Banda Aceh Jelang Puasa Ramadhan 2021
Nilai Tradisi Meugang
Selain dianggap sebagai salah satu bagian agama yang mesti dilaksanakan.
Perayaan meugang ini juga menjadi momen penting untuk berkumpul seluruh keluarga.
Biasanya pada hari meugang, anak dan sanak saudara yang merantau atau telah berkeluarga dan tinggal di tempat yang jauh, mereka akan pulang dan berkumpul di hari Meugang.
Nilai kebersamaan inilah yang ingin ditanamkan oleh para leluhur melalui tradisi meugang.
Di pedesaan (gampong) yang masih kuat adatnya, menantu laki-laki yang masih menetap di rumah mertua mempunyai kewajiban membawa pulang daging di saat Meugang untuk dimasak, semakin banyak daging yang dibawa pulang semakin bagus.
Apalagi bagi seorang pengantin baru akan menjadi hal yang memalukan sekaligus aib jika tidak membawa pulang daging ke rumah mertuanya.
Sehingga untuk mempesiapkan meugang dari jauh hari telah mempersiapkan bekal yang cukup untuk hari meugang sekaligus untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan karena meugang juga bukan sekedar tradisi tapi juga masalah harga diri dan gengsi.
Baca juga: Jelang Puasa Ramadhan 2021, Masjid Haji Keuchik Leumiek Banda Aceh Masak Kuah Beulangong
Meugang di Australia