Berita Aceh Tamiang

Wow! Ternyata Ada Kenangan Artis Titik Sandora di Titi Kuning Aceh Tamiang, Begini Kisahnya

Peresmian jembatan tersebut, disebutnya, sangat meriah karena dihadiri artis kenamaan saat itu, Titik Sandora.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Kepala Mukim Rantau, Miswan Zainal (kanan), bersama anggota DPRA, Asrizal Asnawi di atas Titi Kuning Rantau, Senin (12/4/2021). 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Keberadaan Titi Kuning atau Jembatan Rantau di Aceh Tamiang ternyata ada kaitannya dengan artis ternama tahun 70-an, Titik Sandora.

Kisah ini berawal dari pembangunan jembatan yang menghubungkan tiga kecamatan di Aceh Tamiang, yakni Bendahara, Rantau, dan ibu kota Karangbaru.

Kepala Mukim Rantau, Miswan Zainal kepada Serambinews.com, Senin (12/4/2021), menjelaskan, jembatan tersebut dibangun oleh perusahaan negara yakni Pertamina.

Setelah rampung, terang Miswan, Titi Kuning diresmikan oleh Direktur Utama PN Pertamina, Letjen H Dr Ibnu Soetowo pada 17 April 1970.

 Peresmian jembatan tersebut, disebutnya, sangat meriah karena dihadiri artis kenamaan saat itu, Titik Sandora.

Baca juga: Pengamatan Hilal di Aceh Tertutup Awan, Sidang Itsbat Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh pada Selasa Besok

Baca juga: Ancam Karyawan Toko, Pria di Lhokseumawe Diperiksa Polisi, Dalam Tasnya Ditemukan Barang Ini

Baca juga: VIDEO Truk Bermuatan Rokok Ilegal Asal Jambi Ditangkap di Perbatasan Aceh Tamiang

“Makanya orang zaman (dulu) bilang ini jembatan Titik Sandora,” ungkap Miswan Zainal.

Hanya saja, beber dia, saat ini kerusakan Titi Kuning atau Jembatan Rantau semakin parah menyusul patahnya sheet pile dan hilangnya sebagian material lantai jembatan.

Menurut Miswan, warga berharap ada penanganan serius agar jembatan yang sudah berusia 51 tahun tersebut tidak roboh.

Kerusakan ini terlihat jelas pada bagian sheet pile yang patah pada bagian atas. Sheet pile ini berada persis di bawah jembatan, sehingga gerusan air dikhawatirkan melemahkan pilar pondasi jembatan.

“Setiap banjir selalu terjadi longsoran baru, lebar sungai terus bertambah, termasuk sheet pile yang patah sudah dilewati air,” tukas Kepala Mukim Rantau ini.

Baca juga: VIDEO Meski Dilarang Bupati, Tradisi Meugang Ramadhan 1442 H di Abdya Tetap Semarak

Baca juga: Kendaraan Antre Isi Pertamax Saat Hari Makan-makan Sambut Ramadhan di Abdya, BBM Lain Kosong

Baca juga: Asisten I Ikut Rakor Keamanan dan Penegakan Hukum Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H

Miswan mengungkapkan, awalnya lebar sungai hanya seluas tiga kolom jembatan.

Namun abrasi yang selalu terjadi pada musim hujan membuat lebar sungai terus bertambah hingga kini menjadi tujuh kolom jembatan.

Menurutnya, potensi lebar sungai ini semakin bertambah sangat terbuka, mengingat tebing sungai sudah terlihat tidak kokoh.

“Lihat saja sendiri, dinding sungai sudah retak, kalau ada banjir lagi, retakan ini pasti terbawa arus sungai,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved