Gas Beracun

Tidak Ada Lagi Bau Gas Beracun, Pengungsi di Aceh Timur Dipulangkan

"Karena itu, mengacu pada hasil survei ini, maka warga Desa Panton Rayeuk T, sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing sejak pada Rabu....

Penulis: Seni Hendri | Editor: Nurul Hayati
Dok: Camat Banda Alam.
Camat Banda Alam Aceh Timur, Muliadi SSTP MAP, didampingi tokoh masyarakat, memberikan arahan kepada warga yang terdampak gas beracun sejenak sebelum pulang ke rumah mereka dari lokasi pengungsian, Rabu (14/4/2021). 

"Karena itu, mengacu pada hasil survei ini, maka warga Desa Panton Rayeuk T, sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing sejak pada Rabu (14/4) Rabu, yang dibantu oleh pekerja Medco E&P dan petugas lainnya," ungkap VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia, Arif Rinaldi.

Laporan Seni Hendri l Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, yang mengungsi karena terdampak gas beracun Rabu (14/4/2021) pagi, sudah dipulangkan oleh pihak PT Medco E&P Malaka, ke rumahnya masing-masing.

Warga diperbolehkan pulang, menyusul telah keluarnya hasil survei tim teknis PT Medco, dan tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Aceh Timur.

Dengan hasil, bahwa tidak ada lagi bau yang mencemari udara di lingkungan masyarakat Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur.

Sejak Jumat hingga Rabu pagi, genap lima hari lima malam 316 jiwa dari 137 KK warga Panton Rayeuk T, mengungsi di kantor camat Banda Alam.

Ratusan warga tersebut, dipulangkan menggunakan mobil bus Jumbo, yang dibantu pekerja Medco, Muspika, dan petugas lainnya.

Amatan Serambinews.com, pukul 10.00 WIB, lokasi pengungsian telah kosong, dapur umum yang dibuka Dinsos Aceh Timur juga telah ditutup.

Baca juga: Kini, Anak-anak di Pedalaman Miliki Pojok Buku

VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi, mengatakan, 
berdasarkan hasil survei yang dilakukan di lokasi sumur AS-11, AS-9, AS-12 dan Desa Panton Rayeuk T oleh DLH Aceh Timur didampingi PT Medco E&P Malaka, tidak ada lagi bau yang diduga dari asap suar kegiatan pemelihaan sumur AS-11 di Blok A.

Dari hasil pengukuran kualitas udara yang dilakukan tim di desa tersebut Senin (12/4) lalu, hasilnya tidak ditemukan bau gas dan parameter SO2, H2S, dan CH4 terbaca Nol atau normal di udara. 

"Karena itu, mengacu pada hasil survei ini, maka warga Desa Panton Rayeuk T, sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing sejak pada Rabu (14/4) Rabu, yang dibantu oleh pekerja Medco E&P dan petugas lainnya," ungkap VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia, Arif Rinaldi.

Selanjutnya, ungkap Arif Rinaldi, Medco E&P akan tetap memonitor kondisi sekitar sumur dan pemukiman masyarakat secara berkala. 

Perusahaan juga terus mendampingi warga, baik yang sudah kembali ke rumah maupun yang masih di rumah sakit. 

“Perusahaan berterima kasih atas dukungan dari semua pihak dan masyarakat, sehingga kejadian ini dapat teratasi dengan baik,” ujar VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia, Arif Rinaldi.

Baca juga: Bustami Hamzah Jadi Komisaris Utama, Ini Susunan Lengkap Dewan Komisaris Bank Aceh Syariah

Keputusan bersama

Muliadi SSTP MAP, mengatakan warga sudah diperbolehkan pulang berdasarkan keputusan semua pihak, PT Medco, BPMA, DLH, Muspika, DPRK, panglima Sagoe, tokoh masyarakat, dan masyarakat.

"Pemulangan ini berdasarkan keputusan semua pihak, acuannya bahwa tidak ada lagi bau berdasarkan hasil survei tim teknis PT Medco, bersama tim DLH Aceh Timur, BPMA, DPRK,  dan tokoh masyarakat," ungkap Muliadi.

Selain itu, sudah ada titik temu antara masyarakat dengan PT Medco, terkait kompensasi yang diganti rugi oleh pihak perusahaan kepada masyarakat.

Meski pengungsi sudah dipulangkan, ungkap Muliadi, masih ada 10 warga lagi yang dirawat di RSUD dr Zubir Mahmud Aceh Timur.

Muliadi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menjalankan tupoksi masing-masing dalam menangani para pengungsi.

"Terutama kepada Pak Bupati yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan, sehingga penanganan pengungsi perdampak gas beracun tertangani maksimal," ungkap Muliadi.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Pemprov Aceh, Medco yang telah membantu kebutuhan warga selama di pengungsian, Puskesmas selaku garda terdepan, Muspika, tokoh masyarakat, BPMA, DPRK, dan insan pers yang telah membantu pemberitaan sesuai fakta yang terjadi lapangan. (*)

Baca juga: Upaya Pencegahan Korupsi Dukung Transformasi Perekonomian Nasional

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved