Alijullah, Anak Sigli Jadi Lurah Paris, Sang Penumpang Gelap Jalani Dua Kali Puasa di Masa Pandemi

ALIJULLAH Hasan Jusuf, anak Blang Paseh, Sigli, pernah menjadi penumpang gelap Garuda sampai ke Schiphol Belanda, pada 1967

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Alijullah (kanan) bersama sahabatnya Merwan Jusuf 

Tidak ada kumandang azan magrib tanda berbuka atau kumandang azan subuh tanda sudah masuk puasa.

Puasanya menyesuaikan dengan peredaran matahari.

Bila Bulan Ramadhan terjadi pada musim panas maka matahari terbit pukul 05.00 dan terbenam jam 21.00.

Makanya sahur pukul 04.30 dan bukanya pukul 21.00.

Baca juga: Viral Emak Pecinta Warna Pink, Sampai Nasi, Masakan Sayur Tahu dan Kolang Kaling Warna Pink

Alijullah, manusia “spektakuler” menerobos dua kali sebagai penumpang “tanpa tiket” ke Eropa dari Jakarta. 

Peristiwa pertama  terjadi pada 1967, ia menyusup dalam pesawat Garuda yang menerbangkannya dari Bandara Kemayoran sampai Schipol Belanda.

Tujuannya ke Prancis. Tapi di Schipol ia “ketahuan” dan kemudian dikembalikan ke Jakarta.

Petualangan berikutnya diulanginya lagi tahun berikutnya, pada 1968.

Persis sehari setelah perayaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Kisah Wanita Perancis Bertemu Jodoh di Banda Aceh hingga Memantapkan Diri Memeluk Islam

Menggunakan pesawat Qantas milik Australia, ia lagi-lagi “menyusup” terbang ke Prancis dan berhasil mendarat dengan selamat sebagai penumpang gelap. 

Kisah petualangan beraninya dituangkan dalam buku “PARIS JE REVIENDRAI” (Ke Paris Aku Kan Kembali), setebal 378 halaman.

Buku ini memuat pengalaman dirinya melakukan petualangan dan hidup selama lebih 40 tahun di Perancis dan bekerja sebagai staf lokal di Kedubes Indonesia di Paris.

Nekad sebagai penumpang gelap untuk kedua kalinya, dilandasi oleh semangat ingin melanjutkan pendidikan di Prancis

Setelah keluar dari tahanan karena menerobos keamanan bandara pada petulangannya yang pertama, Alijullah kemudian melanjutkan pendidikan di Jakarta.

Namun akibat situasi ekonomi yang morat-marit kala itu, membuat dunia pendidikan tidak berjalan normal.

Baca juga: Untuk Wanita Usia 40 Tahun ke Atas, Begini 8 Cara Menurunkan Berat Badan

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved