Internasional

Pertemuan Iran dan Uni Eropa di Wina Alot, Teheran Tolak Bertemu AS, Bahas Kesepakatan Nuklir 2015

Pemerintah Iran dan kekuatan global melanjutkan pembicaraan di Wina, Austria pada Kamis (15/4/2021) untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.

Editor: M Nur Pakar
AP
Lokasi pertemuan kesepakatan nuklir 2015 Iran di Wina, Austria pada Kamis (15/4/2021). 

SERAMBINEWS.COM, WINA - Pemerintah Iran dan kekuatan global melanjutkan pembicaraan di Wina, Austria pada Kamis (15/4/2021) untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.

Tetap, dipersulit oleh keputusan Teheran untuk meningkatkan pengayaan uranium dan apa yang disebutnya sabotase Israel di situs nuklir.

Membayangi pembicaraan Wina, Teheran mengumumkan keputusannya untuk memperkaya uranium dengan kemurnian 60%.

Bahkan, dengan langkah besar mendekati 90% yang merupakan bahan setingkat senjata, sebagai tanggapan atas ledakan di fasilitas utama Natanz pada Minggu (114/2021).

Dilansir AP, Kamis (15/4/2021), langkah itu provokatif, bahkan Amerika Serikat dan pihak-pihak Eropa memperingatkan pengayaan Teheran bertentangan.

Dengan upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan yang ditinggalkan oleh Washington tiga tahun lalu.

Penolakan Teheran untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan musuh lamanya, Amerika Serikat, memaksa perantara Eropa melakukan perjalanan antar hotel terpisah di Wina.

Baca juga: Arab Saudi Minta Masyarakat Internasional Cegah Iran Memproduksi Senjata Nuklir

Ketika Iran dan penandatangan lainnya mengadakan apa yang mereka gambarkan sebagai putaran pertama pembicaraan konstruktif untuk menyelamatkan pakta tersebut.

“Jangan khawatir tentang Iran, karena kami tetap berkomitmen pada kewajiban kami, ”kata Rouhani dalam rapat kabinet yang disiarkan televisi pada Kamis (15/4/2021).

“Bahkan saat ini, jika kita mau, kita bisa memperkaya uranium dengan kemurnian 90%," ujarnya.

"Tapi kami tidak mencari bom nuklir ... " klaimnya.

"Jika orang lain kembali sepenuhnya mematuhi kesepakatan ... kami akan menghentikan pengayaan 60% dan 20%," jelas Rouhani.

Kesepakatan 2015 dirancang untuk mempersulit Iran mengembangkan bom atom dengan imbalan pencabutan sanksi.

Menyoroti kekhawatiran Barat, seorang diplomat senior mengatakan pelanggaran terbaru Iran tidak dapat diabaikan dan membuat upaya mencapai terobosan sebelum pemilihan presiden 18 Juni Iran lebih sulit lagi.

"Keseriusan keputusan terbaru Iran telah merusak proses ini dan meningkatkan ketegangan," kata diplomat senior Barat itu.

Baca juga: Iran Ancam Perudingan Kesepakatan Nuklir di Wina Ditunda, Situs Nuklirnya Natanz Diserang Israel

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved