Alasan KKB Papua Sulit Dipadamkan, Ternyata Segini Gelontoran Dana yang Digunakan Untuk Beli Senjata
Hingga kini kelompok sparatis itu masih terus bergerilya menentang pemerintah Indonesia.
SERAMBINEWS.COM - Kelompok separatis KKB Papu sedah lama menjadi duri di Indonesia yang kerap mengganggu keamanan di Papua.
Kelompok bersenjata tersebut hingga saat ini masih lantang menentang pemerintah Indonesia.
Mereka menginginkan Papu merdeka dan berdiri sendiri.
Di sisi lain, Indonesia terus berjuang mempertahankan kedaulatannya atas wilayahnya.
Sementara itu, hingga detik ini keberadaan KKB masih kuat dan mereka juga memiliki senjata api untuk melawan militer Indonesia.
Memang beberapa waktu lalu sempat terkuak sosok yang menjadi penyandang dana sekaligus pemberi senjata bagi KKB Papua.
Baca juga: Anak Yatim Dibanting ke Kubangan, Bocah Egi Rupanya Sering Dibully, Kemaluannya Sempat Diberi Balsem
Baca juga: Detik-detik Penangkapan Pria yang Siksa Janda Pujaan di Medan: Pelaku Selama Ini Merasa Kebal Hukum
Menurut Kompas TV, sosok itu adalah Paniel Kogoya, dia adalah penyuplai dan penyandang dana bagi kelompok sparatis KKB Papua.
Sementara itu, terkuak juga nominal yang telah dihabiskan Paniel Kogoya untuk membiayai KKB Papua.
Menurut laporan, Kogoya telah menghabiskan uang lebih dari Rp1 miliar untuk membeli berbagai macam senjata api.
Kepala Satuan Tuga (Kasatgas) Humas, Nemangkawi, Kombes Pol M Iqbal Alqudsi, dalam keterangannya menjelaskan.
Paniel Kogoya mengakui telah membeli empat pucuk senjata api dan semuanya diserahkan kepada KKB Papua.
Mereka semuanya berada di Nduga, Kabupaten Intan Jaya.
Baca juga: Lowongan Kerja BUMN PT PNM Khusus Penyandang Disabilitas, Berikut Syaratnya
Baca juga: Maniur Sihotang, Sosok Pria yang Tega Siksa Janda Karena Tolak Cintanya, Dirantai & Tak Diberi Makan
"Nama Paniel Kogoya muncul di pengakuan DC dan FA, yang merupakan tersangka pemilik senjata api, sebelum dibeli Paniel Kogoya," kata Iqbal.
Ternyata Paniel sudah menjadi pemasok senjata sejak 2018 silam.
Sejumlah transaksi dan pembelian dilakukan, sejak Desember 2019.