Serambi Spiritual
Rasa Lapar Puasa Harusnya Mengingatkan Kita Untuk Peduli Pada Sesama, Simak Ulasan Dr. Tgk. Zulhemi
Tgk Zulhelmi juga menambahkan, jika puasa masih saja tidak membuat seseorang jadi lebih peka untuk peduli terhadap sesama, mungkin ada yang perlu diru
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Zaenal
Yaitu setengah hari, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Sementara bagi saudara-saudara yang kesulitan dalam hal ekonomi atau sebagainya, mereka bisa sampai tidak makan dan minum selama berhari-hari.
"Jadi dari situlah kita harus memupuk, bahwa ini adalah sebuah cobaan dan ujian, supaya kita bisa menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama," kata Tgk. Zulhelmi.
"Dan itu memang ajaran Islam. Kalau tidak ada kewajiban berpuasa, maka orang-orang kaya tidak akan bisa merasakan bagaimana lapar, bagaimana haus, bagaimana lemah karena tidak makan," lanjutnya.
Tapi di karena puasa di bulan Ramadhan, mereka yang memiliki kemampuan lebih jadi bisa merasakan kondisi demikian itu.
Tgk Zulhelmi juga menambahkan, jika puasa masih saja tidak membuat seseorang jadi lebih peka untuk peduli terhadap sesama, mungkin ada yang perlu dirubah dari polanya ketika menjalani ibadah puasa.
Seperti misalnya perilaku gemar berbelanja atau membeli makanan yang banyak ketika berbuka puasa.
Padahal, saat berbuka nanti tidak semua makanan itu habis dikonsumsi.
Selain mubazir dan tidak membuat kita menumbuhkan rasa kepedulian, pola gemar berbelanja makanan saat berbuka itu juga tidak sehat.
"Kata Nabi, 'shumu tashihhu', berpuasalah kalian, niscaya kalian akan menjadi sehat. bagaimana mau sehat kalau pola puasanya salah," pungkasnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)