Breaking News

Serambi Spiritual

Rasa Lapar Puasa Harusnya Mengingatkan Kita Untuk Peduli Pada Sesama, Simak Ulasan Dr. Tgk. Zulhemi

Tgk Zulhelmi juga menambahkan, jika puasa masih saja tidak membuat seseorang jadi lebih peka untuk peduli terhadap sesama, mungkin ada yang perlu diru

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Zaenal
TANGKAPAN LAYAR SIARAN LANGSUNG FACEBOOK SERAMBINEWS.COM
Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora dari Universitas Islam Negeri Ar Raniry Banda Aceh, Dr. Tgk. Zulhelmi MHSc saat mengisi program Serambi Spiritual di Studio Serambi Fm, Jumat (23/4/2021). 

SERAMBINEWS.COM - Setiap orang yang menjalani ibadah puasa tentu akan merasakan lapar.

Tidak mengonsumsi makan dan minum apapun mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari merupakan waktu yang cukup lama untuk membiarkan perut dalam keadaan kosong.

Sehingga, tidak heran jika perut merasa lapar saat berpuasa.

Akan tetapi, rasa lapar itu seharusnya bisa mengingatkan kita untuk lebih peduli terhadap sesama.

Begitulah yang diajarkan Islam dibalik ibadah puasa Ramadhan yang dikerjakan selama sebulan penuh.

Keterkaitan antara rasa lapar puasa dan kepedulian terhadap sesama ini disampaikan oleh Dr. Tgk Zulhelmi MHSc dalam program Serambi Spiritual, Jumat (23/4/2021).

Untuk diketahui, tausyiah Ramadhan 1442 H dalam program Serambi Spritual bekerja sama antara Serambi FM dengan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) memasuki minggu kedua.

Acara "Serambi Spiritual Dialog Interaktif Ramadhan 1442 H" di studio Serambi FM, diisi oleh para pemateri dari kalangan ustadz/ tengku/ akademisi dari Aceh.

Baca juga: Dianjurkan Berbuka Puasa dengan Buah Kurma seperti Dicontohkan Rasulullah SAW, Ini Manfaatnya

Baca juga: Kisah Noraini yang Harus Mengganti Puasa Ramadhan Setelah Muazin Masjid Terlalu Cepat Azan Magrib

Program berlangsung setiap pagi (Senin s/d Jumat) pukul 10.00-11.00 WIB dipancarkan melalui saluran radio 90,2 Mhz, dan live streaming di Fanspage Serambinews.com, serta Instagram Serambi FM.

Program Serambi Spritual ini menghadirkan para ulama dan ustaz terkemuka yang mengasuh pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).

Bagi Anda yang ingin bertanya langsung bisa menghubungi (0651) 637172 atau melalui pesan WhatsApp 0811689020.

Pada hari kesebelas Ramadhan 14402 H / 2021 M, program ini menghadirkan Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora dari Universitas Islam Negeri Ar Raniry Banda Aceh, Dr. Tgk. Zulhelmi MHSc dengan tema "Puasa Mendidik Kita Peduli Terhadap Sesama".

Simak selengkapnya siaran langsung Serambi Spiritual hari ini di Facebook Serambinews.com.

Rasa lapar puasa mendidik kita jadi peduli

Dijelaskan oleh Tgk Zulhelmi, berbagi terhadap sesama sebenarnya tidak membutuhkan momen atau waktu tertentu untuk dilakukan.

Baca juga: Benarkah Anggapan Puasa Bikin Produksi Air Susu Ibu Menurun? Begini Penjelasan Dokter

Sebab, bentuk kepedulian terhadap sesama ini juga menjadi salah satu ajaran dalam Islam.

Yaitu dengan mengeluarkan sedikit hartanya untuk dibagikan pada saudara yang membutuhkan, baik dalam bentuk sedekah maupun zakat.

Akan tetapi, bulan Ramadhan bisa menjadi momen yang tepat untuk mendidik dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama ini.

"Sebenarnya memang tidak perlu momen untuk memberikan sebagian harta yang kita miliki untuk orang yang lebih membutuhkan,"

"Tapi kadang karena dengan momen itulah yang jadi lebih terasa, lebih semangat. Dan orang yang menerima pun jadi lebih terasa," ujar Tgk. Zulhelmi.

Seperti pada bulan Ramadhan ini misalnya, waktu berbuka puasa sahur merupakan momen yang pas untuk saling berbagi.

Sebab di waktu-waktu ini, orang-orang membutuhkan makanan untuk berbuka dan makan sahur.

Lalu momen lainnya yaitu pada waktu pagi hari raya dan juga waktu meugang yang jadi tradisi Masyarakat Aceh.

Baca juga: Hukum Tertelan Air Wudhu saat Puasa Ramadhan, Masih Sahkah? Ini Penjelasannya

Jika berbagi apa yang dibutuhkan oleh mereka yang kesulitan pada momen-momen ini, kata Tgk. Zulhelmi, maka akan lebih terasa manfaatnya bagi si penerima.

"Itulah pentingnya momen, sehingga memang ketika kita memberikan memang lebih pas di momen-momen itu. Walaupun sebenarnya tuntutan agama tidak harus di waktu itu," katanya.

Sementara itu, ibadah puasa yang dijalani di bulan Ramadhan seharusnya bisa membuat kita umat muslim jadi lebih peka dan peduli terhadap sesama.

Sebab, ibadah puasa bisa mendidik kita untuk menumbuhkan rasa kepedulian itu, salah satunya melalui rasa lapar yang dirasakan saat berpuasa.

"Cara menumbuhkannya ialah, ketika kita merasakan lapar, kita harus mengingat, ternyata begini rasanya lapar," terang Tgk. Zulhelmi.

"Kita masih beruntung ada stok makanan, nanti adzan magrib kita bisa makan sepuasnya, walaupun ketika berbuka tidak boleh berlebihan atau balas dendam. Itu juga tidak dibenarkan" sambungnya.

Ketika merasa lapar saat berpuasa, lanjut Tgk. Zulhelmi, saat itu harusnya umat muslim menyadari bahwa mereka baru merasakannya dalam waktu singkat.

Yaitu setengah hari, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Sementara bagi saudara-saudara yang kesulitan dalam hal ekonomi atau sebagainya, mereka bisa sampai tidak makan dan minum selama berhari-hari.

"Jadi dari situlah kita harus memupuk, bahwa ini adalah sebuah cobaan dan ujian, supaya kita bisa menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama," kata Tgk. Zulhelmi.

"Dan itu memang ajaran Islam. Kalau tidak ada kewajiban berpuasa, maka orang-orang kaya tidak akan bisa merasakan bagaimana lapar, bagaimana haus, bagaimana lemah karena tidak makan," lanjutnya.

Tapi di karena puasa di bulan Ramadhan, mereka yang memiliki kemampuan lebih jadi bisa merasakan kondisi demikian itu.

Tgk Zulhelmi juga menambahkan, jika puasa masih saja tidak membuat seseorang jadi lebih peka untuk peduli terhadap sesama, mungkin ada yang perlu dirubah dari polanya ketika menjalani ibadah puasa.

Seperti misalnya perilaku gemar berbelanja atau membeli makanan yang banyak ketika berbuka puasa.

Padahal, saat berbuka nanti tidak semua makanan itu habis dikonsumsi.

Selain mubazir dan tidak membuat kita menumbuhkan rasa kepedulian, pola gemar berbelanja makanan saat berbuka itu juga tidak sehat.

"Kata Nabi, 'shumu tashihhu', berpuasalah kalian, niscaya kalian akan menjadi sehat. bagaimana mau sehat kalau pola puasanya salah," pungkasnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA SEPUTAR RAMADHAN 1442 H

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved