Serambi Spiritual

Ramadhan Bulan Pendidikan Keluarga, Simak Ulasan Prof Dr Tgk Muhammad AR Med di Serambi Spiritual

Jika di suatu keluarga itu mendidik anak-anak yang baik, maka dia akan mengeluarkan orang-orang baik juga nantinya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM
Assoc Prof Dr Tgk Muhammad AR Med (Ketua Dewan Dakwah Aceh) mengisi tausyiah pada program Serambi Spiritual, Kamis (6/5/201) dengan tema "Ramadhan Bulan Pendidikan Keluarga", program ini kerjasama antara Serambi FM dengan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) 

SERAMBINEWS.COM.COM, BANDA ACEH - Ramadhan memang bulan penuh keberkahan dan banyak keutamaan pada bulan umat Muslim berpuasa sebulan penuh.

Tak hanya melatih kita menjadi hamba yang taat, pada bulan Ramadhan juga menjadi momen peting untuk mendidik keluarga dalam beribadah terutama menjalankan puasa.

Secara khusus, Ramadhan memang bukan hanya pendidikan untuk keluarga, melainkan menjadi pendidikan menyeluruh khususnya bagi orang-orang yang bertaqwa.

Namun, ketika berbicara keluarga, segala apapun haruslah bermuara dari sebuah keluarga itu sendiri.

Terutama bagaimana sebuah keluarga menjalankan Ramadhan atau ibadah puasa, maka tergantung bagaimana pula pendidikan di sebuah keluarga itu.

Jika di suatu keluarga itu mendidik anak-anak yang baik, maka dia akan mengeluarkan orang-orang baik juga nantinya.

Assoc Prof Dr Tgk Muhammad AR Med (Ketua Dewan Dakwah Aceh) menjelaskan terkait bulan Ramadhan merupakan bulan pendidikan bagi keluarga pada program Serambi Spiritual, Kamis (6/5/2021).

Dengan tema "Ramadhan Bulan Pendidikan Keluarga", Assoc Prof Dr Tgk Muhammad AR Med membahas bagaimana peran keluarga terutama orang tua dalam mendidik anak-anaknya di bulan Ramadhan.

Program Serambi Spiritual kali ini langsung dipandu oleh host Syita Otha.

Untuk diketahui, tausyiah Ramadhan 1442 H dalam program Serambi Spritual bekerja sama antara Serambi FM dengan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) memasuki minggu keempat.

Acara "Serambi Spiritual Dialog Interaktif Ramadhan 1442 H" di studio Serambi FM, diisi oleh para pemateri dari kalangan ustadz/ tengku/ akademisi dari Aceh.

Program berlangsung setiap pagi (Senin s/d Jumat) pukul 10.00-11.00 WIB dipancarkan melalui saluran radio 90,2 0 Mhz, dan live streaming di Fanspage Serambinews.com, serta Instagram Serambi FM.

Program Serambi Spiritual ini menghadirkan para ulama dan ustaz terkemuka yang mengasuh pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).

Simak selengkapnya siaran langsung di Facebook Serambinews.com di bawah ini.

Baca juga: Persiapan Sebelum Ramadhan Pergi Berganti Syawal, Prof Farid: Akhir Menentukan Menang atau Kalah

Baca juga: 6 Amalan di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan 1442 H Agar Mendapatkan Lailatul Qadar

Ramadhan Bulan Pendidikan Keluarga

Ramadhan ini semuanya sangat tergantung sebagaimana pendidikan di sebuah keluarga.

Jika ibu dan ayah mencontohkan hal-hal baik di rumah seperti melakukan ibadah puasa, maka tentu saja anak-anak yang di dalam keluarga pasti mengikuti kedua orang tuanya.

Namun, jika kedua orang tua tidak berpuasa, maka anak-anak pun tidak menghiraukan puasa itu.

"Sebab, banyak sekali hal yang kita dapatkan di bulan Ramadhan. Apalagi dalam hal berumah tangga. Banyak nilai-nilai yang bisa kita ambil di bulan Ramadhan terutama pendidikan ketaatan atau pendidikan ketundukan," kata Assoc Prof Dr Tgk Muhammad AR Med.

Jika ayah dan ibu berpuasa, mereka adalah orang-orang yang tunduk dan patuh terhadap perintah Allah.

Sebagaimana perintah Allah SWT mewajibkan puasa kepada umat Islam melalui Alquran Surat Al Baqarah Ayat 183.

Arab-Latin: Ya ayyuhallazina amanu kutiba 'alaikumus-siyamu kama kutiba 'alallazina ming qablikum la'allakum tattaqun

Terjemahan Arti: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Lanjut Tgk Muhammad AR, jika orang tua di rumah taat, maka sang anak akan mengikuti apa yang dilakukan orang tua.

"Jika orang tua taat, maka sang anak otomatis akan mengikuti. Begitu pula sebaliknya, jika orang tua tidak taat kepada Allah, maka anak akan biasa-biasa saja," kata Tgk Muhammad AR.

Pendidikan Ramadhan ini sangat penting bagi anak-anak di setiap rumah tangga.

Lanjutya, setiap anak kecil akan berubah pikiran. Kelak ia akan mengingat dan terdidik tentang apa yang diajarkan dan dicontohkan orang tuanya saat bulan Ramadhan.

"Anak akan mikir, ayah ibu kemarin makan tiga kali sehari, bulan ini kok hanya dua kali saat sahur dan berbuka, nah anak-anak akan berpikir seperti itu dan terdidik lah dia," lanjutnya.

Seiring berjalannya waktu, ketika sang anak telah memasuki umur belasan tahun, secara tidak langsung dia akan mengikuti segala kebaikan yang diajarkan oleh kedua orang tuanya.

Jika dalam keluarga memiliki pengetahuan tentang agama, otomatis anak akan ikut, dan dia akan mengikuti sebagiamana perintah agama, perintah Allah dan Rasul.

"Anak akan mendidik sesuai apa yang dia ketahui, sebab itulah pentingnya ilmu dan pendidikan di dalam keluarga," katanya.

Baca juga: Ramadhan Merupakan Bulan Taubat

Baca juga: Ramadhan adalah Madrasah Ketaatan

Pentingnya Bekal Ilmu Agama Bagi Suami Istri

Sebelum menikah, bekal ilmu agama sangat penting bagi kedua orang tua untuk mendidik anak-anaknya kelak.

Setiap sepasang suami istri yang tidak memiliki pendidikan, khususnya pendidikan agama, maka tidak mungkin mereka akan melahirkan putra-putri yang tumbuh dan patuh kepada Allah dan Rasul.

Disebutkan, jika keluarga itu memiliki peran sebagai Madrasatul'ula atau madrasah utama bagi anak-anak terutama mengajarkan ilmu agama.

Begitu pula saat memasuki bulan Ramadhan, di bulan ini merupakan momen yang terbaik mengajarkan puasa kepada anak.

"Rumah tangga adalah institusi peratama bagi anak-anak. Kebaikan itu dari rumah, jika di rumah runyam maka anak-anak akan keluar, maka bulan puasa merupakan momen yang terbaik mengajarkan puasa," kata Tgk Muhammad AR.

Pentingnya Orang Tua Mengajarkan Syarat-syarat Berpuasa

Sebagai orang tua yang memiliki tanggung jawab penuh dengan pendidikan agama anak, maka ayah dan ibu sangat penting mengajarkan tentang puasa dan hal-hal yang dapat membatalkannya.

Termasuk, orang tua mengajarkan tentang syarat-syarat sah berpuasa seperti islam, baligh, berakal, dan mampu menjalankannya.

Puasa tak hanya sekedar menahan haus dan lapar, tapi lebih dari itu, bulan puasa menjadi momen lebih untuk mengajarkan anak betapa pentingnya menahan amarah, syahwat serta pemikiran buruk.

Terutama mengajarkan tentang tujuh hal yang harus dijaga saat berpuasa ialah hati, telinga, hidung, mulut, syahwat, kaki hingga tangan.

"Saat puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi ketujuh anggota badan kita harus berpuasa. Jika kita tak bisa puasa hati, telinga, hidung, mulut, syahwat, kaki dan tangan. Termasuk pemikiran dan hati jika kita tak bisa menahannya juga tidak bisa disebut dengan puasa," kata Tgk Muhammad AR.

"Kalau puasa untuk menahan makan dan minum, semua orang bisa lakukan. Tapi ketahuilah bahwa kita tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan dahaga saja," lanjut Tgk Muhammad AR.

Baca juga: Malam Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadhan 2021, Itikaf dan Sholat Tahajud Dianjurkan

Baca juga: Spesial 10 Malam Terakhir Ramadhan, Berikut Daftar Masjid / Meunasah yang Melaksanakan Qiyamullail

Ibadah Puasa Merupakan Ibadah yang Hanya Diketahui Allah SWT Saja

Ajarkan kepada anak jika ibadah puasa merupakan ibadah yang hanya diketahui Allah SWT saja.

Puasa sangat berbeda dengan ibadah lainnya seperti ibadah shalat maupun ibadah haji.

Sambung Tgk Muhammad AR, dalam kedua ibadah ini, siapa saja bisa mengetahui shalat kita apakah sudah dilaksanakan atau belum, begitu pula dengan ibadah haji.

Ibadah haji dengan mudah ditampakkan, apalagi adanya kenduri untuk pergi dan menyambut kepulangan dari haji.

"Orang bisa saja menipu tidak berpuasa, atau gak shalat, kalau orang gak shalat nampak sekali kita lihat dia gak shalat, kalau bayar zakat pun kita tahu dari kampung-kampung atau kantor baitul Mal, begitupun dengan ibadah haji, karena orang sekarang akan adakan kenduri, begitu pula dengan ibadah lainnya," kata Tgk Muhammad AR.

Semantara itu, berbeda dengan ibadah puasa, puasa merupakan ibadah yang tak terlihat.

Berbeda dengan ibadah lainnya, saat berpuasa, kita hanyalah berpuasa kepada Allah tanpa satu orang pun yang tahu.

"Berbeda dengan puasa, tidak bisa kita deteksi, sebab seseorang itu dia tidak bisa menipu kecuali Allah. Dia bisa saja menipu di depan orang dengan pura-pura lemas. Tapi dengan Allah tidak bisa. Makanya orang yang berpuasa itu tidak perlu dinampakkan kepada orang, kita hanya perlu kepada Allah," tutupnya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Daftar Lengkap Universitas Luar Negeri Tujuan Beasiswa LPDP 2021

Baca juga: Imbas Penyekatan Larangan Mudik, Pekerja Cikarang dan Karawang Kesulitan ke Kantor: Kita Kerja Woi

Baca juga: Polda Tunggu Hasil Audit BPKP dalam Kasus Sapi Saree

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved