Berita Banda Aceh
Tim Ditjen Kebudayaan Survei Muhibah Jalur Rempah di Aceh
Muhibah Jalur Rempah merupakan salah satu kegiatan jalur pelayaran rempah nusantara yang dilakukan oleh 34 pemuda dari 34 provinsi di Indonesia
Potensi besar sejarah rempah di Aceh harus terus digali, dibuat narasinya karena rempah adalah anugerah yang memberikan pengaruh besar bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Pada Muhibah Jalur Rempah titik singgah Aceh Utara dan kemungkinan juga di Banda Aceh, Ahmad Mahendra juga menegaskan bahwa apa yang telah dilihat dan ditemui Ketika survei berlangsung adalah potensi besar yang akan diangkat pada Festival Muhibah Jalur rempah.
Muhibah Jalur Rempah juga dapat mengangkat potensi dari seniman-seniman Aceh, baik musik, tari, teater dan tradisi tutur Aceh dikolaborasikan dengan artis-artis nasional yang berskala internasional.
Baca juga: Jalur Rempah Aceh Jadi Warisan Dunia
Menurut Mahendra pada saat Festival Muhibah Jalur Rempah kita harus menampilkan talenta seniman Aceh yang terbaik.
Karena momen ini akan disaksikan bukan hanya oleh Indonesia tetapi bisa disaksikan di seluruh penjuru dunia melalui Kanal Budaya Ditjen Kebudayaan.
Selain itu posisi letak geografis Aceh di silang jalur pelayaran dunia dan Kerajaan Samudera Pasai abad ke 13 sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara, pastinya meninggalkan situs sejarah yang menguatkan menjadikan Aceh sebagai ujung tombak jalur rempah dunia.
Hal ini juga ditambahkan oleh Ananto Kesuma Seta, orang Aceh adalah diplomat ulung, yang bisa meyakinkan bangsa lain aman berlayar di daerahnya dan ini terjadi di abad 17 hingga 19 M.
Pada kesempatan survei perdana Jalur Rempah ini ke Kabupaten Aceh Utara, kota Lhokseumawe dan Kota Banda Aceh.
Baca juga: Ternyata Dua dari 20 Jalur Rempah di Indonesia Ada di Aceh, Lokasinya di Lokus Dua Kerajaan Besar
Beberapa titik lokasi ditinjau untuk proses kegiatan puncak pada bulan September 2021, antara kunjungan situs sejarah Samudera Pasai di Aceh Utara, terutama komplek makam Sultan Malikus Shaleh dan komplek makam Nahrasyiah.
Kunjungan pelabuhan Krueng Geukuh, dan juga visitasi ke museum-museum yaitu, Museum Samudera Pasai, Museum Kota Lhokseumawe, Museum Pidie Jaya, Museum Negeri Aceh serta Museum Ali Hasjmy.
Selain itu juga ke kolektor manuskrip antaranya Pedir Museum di Pidie Jaya dan Kolektor Manuskrip sekaligus produsen rempah Pusaka Indatu Apam Aceh Lampoh Saka Pidie.(*)
Baca juga: Angkutan Umum dan Mobil Pribadi Diminta Putar Balik di Simpang Arjun Bireuen, Ini Penjelasan Polisi