Luar Negeri

Tak Gubris Kecaman Dunia, Israel Serang Gaza dengan Roket, 24 Orang Meninggal Dalam Semalam

Israel melancarkan serangan udara baru pada Selasa (11/5/2021) pagi, dalam eskalasi yang dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Yerusalem.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Ahmad GHARABLI / AFP
Gas air mata mengepul di tengah bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan pengunjuk rasa Palestina di kompleks masjid al-Aqsa di Yerusalem, pada 7 Mei 2021. 

SERAMBINEWS.COM, GAZA - Israel melancarkan serangan udara baru pada Selasa (11/5/2021) pagi, dalam eskalasi yang dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Yerusalem dan bentrokan berhari-hari di Masjid Al-Aqsa.

Padahal, sejumlah negara seperti UEA, Inggris, Turki,  Amerika Serikat hingga PBB telah mengecam tindakan brutal pasukan Israel terhadap Palestina.

Namun, Israel seakan tak menggubris kecaman dunia dan terus melancarkan aksi kekerasannya terhadap Palestina.

Serangan roket dari pihak Israel pada Selasa tadi pagi, sedikitinya telah menewaskan 24 orang warga Palestina.

“Setidaknya 24 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza yang terkepung”, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, dikutip dari Al Jazeera.

Dari jumlah tersebut, sembilan orang dilaporkan merupakan anak-anak yang meninggal dalam serangan itu.

Baca juga: Pantas Rakyat Palestina Marah, Ternyata Kaum Yahudi Israel Sempat Lempar Ejekan Ini

Baca juga: Arab Saudi dan Mesir Kutuk Israel, Abaikan Hak-hak Warga Palestina di Jerusalem

Pasukan Israel terus membombardir wilayah Gaza dalam semalaman, menargetkan situs-situs di Khan Younis, kamp pengungsi al-Bureij, dan lingkungan al-Zaitoun.

Setidaknya tiga warga sipil meninggal saat fajar, setelah sebuah pesawat perang Israel menargetkan sebuah rumah di kamp pengungsi al-Shati.

Seorang juru bicara pertahanan sipil di Gaza, Raed al-Dahshan, mengatakan bahwa di antara ketiganya adalah seorang wanita dan seorang pria cacat.

Lebih dari 700 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di Yerusalem dan di Tepi Barat dalam 24 jam terahir, termasuk hampir 500 orang yang dirawat di rumah sakit. 

Tujuh dari korban tewas adalah anggota satu keluarga.

Sebagian besar jumlah anak yang tewas, termasuk seorang gadis berusia 10 tahun, berasal dari keluarga besar yang sama. 

Baca juga: Pemuda Palestina Teriaki Polisi Israel, Puluhan Orang Terluka

Baca juga: Pemerintah Aceh Kecam Kebiadaban Zionisme Yahudi terhadap Bangsa Palestina

Dua saudara kandung, Ibrahim yang berusia 11 tahun dan Marwan yang berusia tujuh tahun, adalah satu-satunya anak dari Yousef al-Masri.

Anak-anak itu bermain di luar rumah mereka sebelum makan buka puasa Ramadhan di Beit Hanoun, di Jalur Gaza utara, sebelum dua ledakan mengguncang jalan.

Sebelumnya Hamas, telah menembakkan puluhan roket ke Israel, termasuk rentetan tembakan yang memicu sirene serangan udara.

Itu terjadi setelah ratusan warga Palestina terluka oleh pasukan Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa di wilayah Timur yang diduduki.

Hamas telah memberi ultimatum kepada Israel bahwa mereka menghentikan dan menarik mundur pasukan dari Al Aqsa.

Ketegangan di Yerusalem telah dipicu oleh pengusiran paksa keluarga Palestina yang direncanakan dari lingkungan Sheikh Jarrah dan oleh serangan pasukan Israel di Al Aqsa pada Jumat (7/5/2021) malam di bulan Ramadhan.

Baca juga: Arab Saudi Kutuk Israel, Gusur Rumah Warga Palestina di Jerusalem

Baca juga: Polisi Israel Kembali Bentrok dengan Warga Palestina, Puluhan Orang Dilaporkan Terluka, Dikecam AS

Ketegangan itu berujung pada bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel di Kota Tua yang terletak di Yerusalem timur, yang direbut dan dianeksasi Israel dalam perang 1967. 

Korban tewas menjadikannya salah satu hari pertempuran paling berdarah dalam beberapa tahun.

Militer Israel mengatakan telah melakukan puluhan serangan udara di seluruh Gaza, menargetkan apa yang dikatakannya sebagai instalasi dan operasi militer Hamas. 

Dikatakan sebuah terowongan Hamas, peluncur roket dan setidaknya delapan militan telah diserang.

Melansir dari ABC News, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh kelompok militan Hamas melewati "garis merah" setelah roket ditembakkan ke Yerusalem, dan menjanjikan tanggapan yang keras.

"Kami tidak akan mentolerir serangan di wilayah kami, di ibu kota kami, terhadap warga dan tentara kami, siapa pun yang menyerang kami akan membayar mahal," kata Netanyahu.

Sirene serangan udara meraung di Yerusalem ketika puluhan roket diluncurkan, yang diyakini sebagai serangan roket pertama di kota itu sejak perang tahun 2014.

Baca juga: Amerika Serikat Buka Suara Terkait Bentrokan Polisi Israel dan Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa

Serangan itu terjadi setelah Hamas memberi Israel batas waktu untuk menarik pasukan dari kompleks Al-Aqsa Yerusalem

Tak lama setelah sirene dibunyikan, ledakan terdengar di Yerusalem

Satu roket jatuh di pinggiran barat kota, merusak ringan sebuah rumah dan menyebabkan kebakaran.

Tentara Israel mengatakan beberapa roket dicegat dan yang lainnya jatuh di area terbuka. 

Penembakan roket di Israel selatan berlanjut sepanjang Senin malam.

Hamas segera mengaku bertanggung jawab, dengan Abu Obeida, juru bicara sayap militer Hamas, mengatakan serangan roket itu merupakan tanggapan atas apa yang dia sebut sebagai "kejahatan dan agresi" Israel di Yerusalem.

“Ini adalah pesan yang harus dipahami musuh dengan baik," katanya.

Dia mengancam lebih banyak serangan jika pasukan Israel masuk kembali ke kompleks Masjid Al Aqsa atau melakukan pengusiran paksa terhadap keluarga Palestina dari lingkungan Yerusalem Timur. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS

Baca Juga Lainnya:

Baca juga: Ini Pesan-pesan Teungku Zulkarnain, Saat Kunjungan Terakhirnya ke Aceh

Baca juga: Fakta-fakta Meninggalnya Ustaz Tengku Zulkarnain: Saat-saat Terakhir hingga Tinggalkan Wasiat Ini

Baca juga: Remaja di Bawah Umur Divonis 2,6 Tahun Penjara, R Mendadak Ingin Belajar di Pesantren

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved