Serah Terima Blok B Jelang Tengah Malam, PHE Siapkan Tim Transaksi untuk Kelancaran Produksi
Ladang minyak dan gas (Migas) Blok B di Aceh Utara resmi dikelola Pemerintah Aceh melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT PEMA Global Energi
Ia tambahkan bahwa proses alih kelola ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan semua pemangku kepentingan. Untuk itu, PHE berterima kasih kepada Pemerintah Aceh yang selama ini mendukung operasi Pertamina, baik di PHE-NSB maupun di lokasi-lokasi lain.
Sementara itu, dalam sambutannya, Teuku Muda Ariman SE MM mengatakan, alih kelola ini merupakan wujud dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh.
Ia berjanji, PT PGE akan melaksanakan amanah yang diberikan ini untuk meningkatkan produksi di Aceh sehingga dapat mengembangkan Kawasan Khusus Arun untuk memenuhi kebutuhan energi dan industri yang berbasis gas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe. "Produksi ini nantinya dapat menyerap tenaga kerja yang diperkirakan mencapai 40.000 orang," kata alumnus Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala ini.
Kepala BPMA, Teuku Mohamad Faisal secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri ESDM dan Gubenur Aceh Ir Nova Iriansyah MT, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Prof Tutuka Ariadji, dan kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dalam proses alih kelola Wilayah Kerja B ini.
BPMA atas nama pemerintah, kata Mohamad Faisal, mengharapkan PT PGE serius menjaga dan meningkatkan produksi migas di Aceh. "Ini menjadi sebuah kewajiban agar menjadi nilai optimisme tersendiri. Terlebih karena terjadinya penurunan produksi secara alamiah yang menjadi tantangan selama proses transisi alih kelola Wilayah Kerja B,” tuturnya.
Terkait pengelolaan oleh PT PGE tersebut, kata Faisal, pemerintah berharap dapat meningkatkan peran nasional dan daerah dalam pengelolaan sumber daya alam, penghematan devisa, dan potensi peningkatan penerimaan negara, meningkatkan efisiensi biaya operasional, serta menjaga ketahanan energi nasional.
"Ini akan menjadi contoh alih kelola pertama dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang dalam waktu dekat 100% akan dikelola oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Ia juga menyarankan, PT PGE harus berinvestasi untuk mempertahankan produksi, di samping menggunakan teknologi pengembangan lapangan yang paling baru. Selain itu, perlu juga dilakukan proses transfer data dan teknologi yang transparan dan benar-benar mampu diterapkan dalam mengelola Wilayah Kerja B dari PHE-NSB kepada PT PGE.
"Alih kelola Wilayah Kerja B ini kami harapkan tidak menjadi puncak keberhasilan PT Pema melalui anak perusahaannya, yakni PT PGE, tapi jadikanlah ini menjadi tonggak awal untuk mencapai kembali masa kejayaan migas Aceh seperti yang pernah terjadi pada era '80-'90-an," tukas Mohamad Faisal.
Gubernur Aceh pada kesempatan terpisah pagi ini mengucapkan syukur alhamdullillah, karena berkat doa seluruh rakyat Aceh dan rahmat Allah, tepat pukul 23.00 WIB tadi malam alih kelola Blok B dari PT PHE kepada PT PGE (BUMD) berjalan lancar. "Melalui sektor migas kita harapkan Aceh kembali berjaya seperti di era sebelumnya," ujar Nova berharap.(dik)