Internasional
Sutradara Film Iran Bernasib Tragis, Gara-gara Tak Menikah, Orangtuanya Bunuh dan Mutilasi Jasadnya
Seorang sutradara film Iran benar-benar bernasib sangat tragis saat pulang ke rumah orangtuanya. Hanya gara-gara tidak menikah karena sudah berusia 47
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Seorang sutradara film Iran benar-benar bernasib sangat tragis saat pulang ke rumah orangtuanya.
Hanya gara-gara tidak menikah karena sudah berusia 47 tahun, orangtuanya marah besar.
Dilansir AFP, Kamis (20/5/2021), dia diduga dibunuh dan jasadya dimutilasi atau dipotong-potong oleh orang tuanya.
Korban mutilasi yang bernama Babak Khorramdin menghabiskan waktu di London, Inggris.
Dia menjadi korban dari apa yang disebut "pembunuhan demi kehormatan,"
Dia sempt bertengkar hebat dengan ayahnya tentang statusnya yang belum menikah atau masih menjomblo.
Baca juga: Produser Film Iran Terancam Kehilangan Nyawa di Penjara, Jika Tidak Segera Mendapat Perawatan Medis
Mohammad Shahriari, Kepala Pengadilan Kriminal Teheran mengatakan ayah Khorramdin mengaku telah membius dan membunuh putranya.
Sebelum memotong tubuhnya dan membuangnya di tempat pembuangan sampah.
Jenazah ditemukan di dalam koper di Ekbatan, Teheran barat, pada Minggu (16/5/2021), tempat keluarga itu tinggal.
Polisi Iran mengatakan bukti lebih lanjut dari pembunuhan itu ditemukan di rumah keluarganya.
Kedua orang tuanya telah ditangkap.
Khorramdin (47) lulus dari Universitas Teheran pada 2009 dengan gelar master di bidang perfilman.
Dia pindah ke London, Inggris setahun kemudian.
Baca juga: Belgia Hukum Diplomat Iran 20 Tahun Penjara, Dituduh Sebagai Dalang Serangan Teroris
Jason Brodsky, seorang analis Timur Tengah dan editor di TV Internasional Iran, mengatakan kepada Daily Mail:
“Saya pikir kematian mengerikan Babak Khorramdin hanyalah contoh terbaru."
"Dari pola panjang kekerasan dalam rumah tangga yang telah kita lihat di Iran."
“Ini mengikuti kematian tragis Ali Fazeli Monfared, yang dibunuh oleh anggota keluarganya."
"Setelah mereka mengetahui dia gay."
"Belum lagi kasus tahun lalu Romina Ashfrafi, seorang gadis 14 tahun."
"Dia dipenggal oleh ayahnya dalam pembunuhan untuk kehormatan, ”katanya.
Baca juga: Pengamat Menilai Kebecian Iran ke Arab Saudi Semakin Tinggi
Meskipun undang-undang perlindungan anak disahkan pada tahun 2020 di Iran.
Pembunuhan demi kehormatan dan kekerasan dalam rumah tangga terus berlanjut.
“Ini adalah area yang perlu ditangani komunitas internasional dengan Iran,” kata Brodsky.(*)