Sepakbola Dunia
Pandemi Virus Corona Bikin Klub Eropa Rugi 153 Triliun
Liga nasional dan kompetisi klub UEFA, Liga Champions dan Liga Europa, sebagian besar dimainkan secara tertutup sejak pandemi melanda Eropa.
SERAMBINEWS.COM - Klub sepakbola Eropa diperkirakan akan kehilangan pendapatan 8,7 miliar euro atau sekitar Rp 153 triliun.
Klub harus berjuang mengatasi dampak keuangan yang hancur karena pandemi virus corona, menurut laporan UEFA.
Studi tahunan mengenai lanskap sepakbola klub Eropa mengungkap proyeksi pendapatan yang hilang saat ini.
Pada tahun keuangan 2019/2020 dan 2020/2021 adalah 7,2 miliar euro (sekitar Rp126 triliun) untuk klub papan atas.
Sementara 1,5 miliar (sekitar Rp 26 triliun) untuk klub tingkat lebih bawah.
"Dalam laporan tahun lalu, saya mengatakan bahwa sepakbola Eropa kuat, bersatu, tangguh, dan siap untuk tantangan baru," kata Presiden UEFA, Aleksander Ceferin dikutip dari AFP seperti dilansir Antaranews, Jumat (21/5/2021).
"Tapi tidak ada yang bisa meramalkan bahwa kami harus menghadapi tantangan terbesar untuk sepakbola, olahraga dan masyarakat di zaman modern ini."
Baca juga: Mahasiswa Desak Kejari Simeulue Tetapkan Tersangka Oknum Anggota Dewan Tersandung Kasus SPPD Fiktif
Baca juga: Catat! Ini Waktu yang Tepat Bagi Masyarakat Aceh Laksanakan Shalat Gerhana Bulan Pada 26 Mei 2021
Baca juga: Buruh Pelabuhan Tolak Bongkar Barang Kapal Israel,Tak Mau jadi Kaki Tangan Pembantai Warga Palestina
Baca juga: TERBARU! Pendaftaran CPNS & PPPK Dibuka 31 Mei, Peserta Diminta Isolasi 14 Hari Sebelum Seleksi CAT
Liga nasional dan kompetisi klub UEFA, Liga Champions dan Liga Europa, sebagian besar dimainkan secara tertutup sejak pandemi melanda Eropa pada awal 2020.
"Setiap level dan setiap sudut sepak bola profesional mengalami pukulan keras," kata laporan dari badan pengatur sepak bola Eropa itu.
Klub-klub yang sangat bergantung pada kehadiran suporter telah terkena dampak pandemi.
Akibat pemangkasan anggaran, belanja transfer klub-klub Eropa pada jendela musim panas tahun lalu anjlok 39 persen.
Pengurangan aliran pendapatan telah memaksa UEFA untuk sementara melonggarkan aturan Financial Fair Play (FFP).
Hal ini bertujuan untuk memastikan klub tidak membelanjakan lebih dari yang mereka peroleh.
Baca juga: Polisi Tetapkan Tersangka Pelanggaran Protokol Kesehatan dalam Konser Amal di Kafe New Soho
Baca juga: Laga Terakhir Barcelona Tanpa Lionel Messi, Sang Megabintang Bisa Istirahat Sebelum Copa America
Baca juga: Diiming-iming Santunan Rp 70 Juta, Nenek Jadi Korban Hipnotis, Gelang Emas Senilai Rp 20 Juta Raib
Baca juga: Bahrain dan Kuwait Bawa Penderitaan Palestina ke PBB, Kekerasan Israel Hancurkan Kehidupan Palestina
Namun, Ceferin mengakui perubahan yang lebih permanen mungkin diperlukan pada FFP.
Manchester City membatalkan larangan dua musim yang diberlakukan oleh UEFA karena melanggar aturan FFP di Pengadilan Arbitrase Olahraga tahun lalu.