Internasional
Irak Pulangkan 100 Keluarga ISIS dari Kamp Pengungsi Suriah, Penuhi Permintaan AS
Sebanyak 10 lebih bus yang membawa 100 keluarga Irak yang tinggal di kamp Suriah, bekas keluarga militan ISIS kembali ke Irak.
Itu karena mereka tidak memiliki jalur hukum untuk bagaimana menangani mantan anggota ISIS.
Atau takut hubungan mereka yang berkelanjutan dengan kelompok militan tersebut.
Kelompok bantuan menggambarkan kondisi yang mengerikan di kamp tersebut.
Di mana pembunuhan terus meningkat.
Baca juga: Irak Tuntut Italia Kembalikan Dana Rp 1,5 Triliun, Pembatalan Pembelian Era Saddam Hussein
Tindakan itu diyakini dilakukan oleh pendukung ISIS sebagai hukuman bagi yang dianggap musuh atau pelanggar kebijakan kelompok militan tersebut.
Pejabat Kurdi Suriah telah berjuang untuk mengendalikan kamp.
Pengiriman pada Selasa (25/5/2021) telah direncanakan berbulan-bulan.
Banyak upaya sebelumnya yang gagal.
Penolakan oleh pejabat dan warga di provinsi Ninevah, tempat kamp Jadah berada, telah menjadi penyebab utama penundaan.
“Keputusan ini akan berdampak pada komunitas, orang-orang sangat takut,” kata Saadoun al-Zaal, seorang aktivis yang tinggal di Qayara, kurang dari satu kilometer dari kamp.
“Tidak ada jaminan dari pemerintah daerah atau pusat, bahkan dari pemerintah daerah di ini," katanya.
“Kamp Jadah tidak layak karena keamanan tidak ada,” tambahnya.
Bahaya akan mengelilingi al-Qayara, ujarnya
Di Irak, transfer ditangani oleh Badan Keamanan Nasional, bukan Kementerian Migrasi, karena afiliasi ISIS dari para pengungsi yang kembali.
Rencana dibuat untuk membawa 100 keluarga ke kamp Jadah pada minggu pertama Mei.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/pengungsi-irak-di-suriah.jpg)