Internasional

Presiden Suriah, Bashar Al-Assad Menang Telak, Pimpin Lagi Negeri dengan Konflik Terlama di Arab

Presiden Suriah Bashar Al-Assad terpilih kembali secara telak untuk memimpin negeri dengan konflik terlama di Arab.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Presiden Suriah Bashar al-Assad bersama pendukungnya merayakan kemenangannya untuk memimpin tujuh tahun lagi perang di Damaskus, Kamis (27/5/2021). 

SERAMBINEWS.COM, DAMASKUS - Presiden Suriah Bashar Al-Assad terpilih kembali secara telak untuk memimpin negeri dengan konflik terlama di Arab.

Para pejabat Pemiu Suriah, Kamis (27/5/2021) mengatakan Bashar terpilih lagi untuk masa jabatan tujuh tahun keempat.

Tetapi, Pemilihan Presiden Suriah digambarkan tidak sah dan palsu oleh Barat dan pihak oposisi.

Dilansir AFP, kemenangan Assad tidak diragukan lagi, dalam pemilihan di mana para pejabat mengatakan 18 juta orang berhak memberikan suara.

Namun di negara yang dilanda konflik 10 tahun itu, daerah yang dikuasai pemberontak atau pasukan pimpinan Kurdi tidak mengadakan pemungutan suara.

Sedikitnya 8 juta, sebagian besar mengungsi, tinggal di daerah-daerah di barat laut dan timur laut Suriah.

Lebih dari 5 juta pengungsi, kebanyakan tinggal di negara tetangga, sebagian besar menahan diri untuk tidak memberikan suara mereka.

Baca juga: Pasukan Sayap Kanan Kristen Lebanon Serang Pengungsi Suriah, Jelang Pemilihan Presiden Suriah

Pejabat AS dan Eropa juga mempertanyakan keabsahan pemilu.

Dengan alasan melanggar resolusi PBB untuk menyelesaikan konflik, tidak memiliki pemantauan internasional, dan tidak mewakili semua warga Suriah.

Ketua Parlemen Suriah, Hammoud Sabbagh, mengumumkan hasil akhir dari pemungutan suara pada Rabu (26/5/2021).

Dia mengatakan Assad mengumpulkan 95,1 persen suara dengan jumlah pemilih mencapai 78,6 persen dari pemilih.

Dalam pemilihan yang berlangsung selama 17 jam pada Rabu (26/5/2021) tanpa pemantau independen.

Assad menghadapi persaingan simbolis dari dua kandidat, mantan menteri dan mantan tokoh oposisi.

Kemenangan Assad datang seiring negara yang masih dilanda konflik.

Pertempuran telah mereda, tetapi perang belum berakhir.

Krisis ekonomi semakin parah di negara di mana lebih dari 80 persen penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dan mata uang lokalnya terjun bebas.

Assad, rekan dekat dan pejabat pemerintah menghadapi sanksi Barat yang semakin meluas.

Ditambah dengan sanksi yang sudah ada yang telah meningkat saat perang berlangsung.

Baca juga: Jordania Buka Kembali Pos Perbatasan dengan Arab Saudi dan Suriah, Seusai Delapan Bulan Ditutup

Pemerintah Eropa dan AS menyalahkan Assad dan para pembantunya atas sebagian besar kekejaman perang.

Damaskus meletus dalam perayaan, dengan tembakan dan kembang api menerangi langit malam.

Ribuan orang berkumpul di alun-alun utama di Damaskus, dan kota pesisir Tartus, menari sambil melambaikan bendera dan gambar Assad.

Mereka meneriakkan: "Dengan jiwa kami, darah, kami membela Anda Bashar," dan "Kami hanya memilih tiga: Tuhan, Suriah dan Bashar."

Sebuah panggung besar dipasang di Alun-alun Omayyad ibu kota, dengan pembicara menyanyikan lagu-lagu nasional.

Seorang penyanyi muncul di panggung yang didirikan di alun-alun Tartus, mengenakan bendera Suriah.

Hampir tidak ada yang memakai masker wajah, meski Suriah menghadapi lonjakan kasus virus Corona.

Pemilu kemungkinan akan memberi sedikit perubahan pada kondisi di Suriah.

Baca juga: Suriah Akan Menggelar Pemilihan Presiden 26 Mei 2021, Bashar Al-Assad Tampaknya Tetap Berkuasa

Sementara Assad dan sekutunya, Rusia dan Iran, mungkin mencari segel baru legitimasi untuk presiden yang menjabat sejak tahun 2000.

Terpilihnya kembali kemungkinan akan memperdalam keretakan dengan Barat.

Membuatnya lebih dekat dengan pendukung Rusia dan Iran juga China.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved